Mamuju (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Barat Suhardi Duka mewajibkan setiap guru di daerah itu wajib masuk perpustakaan dan membaca buku di tempat itu sekali dalam sepekan.
"Kewajiban guru masuk perpustakaan sekali sepekan tersebut telah tertuang melalui peraturan gubernur. Kunjungan ke perpustakaan dan membaca buku itu dinilai setara tiga jam pelajaran," katanya pada pembukaan Festival Literasi Sulbar di Mamuju, Kamis.
Festival Literasi Sulbar 2025 yang mengangkat tema 'Menuju Sulbar Cerdas Melalui Gerakan Sulbar Mandarras', berlangsung selama tiga hari, 19–21 November 2025, dirangkaikan pengukuhan Bunda Literasi Sulbar oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulbar.
Ia mengatakan bahwa budaya literasi fondasi kemajuan daerah.
Ia mendorong seluruh masyarakat Sulbar, mulai dari pelajar hingga pejabat, untuk membiasakan diri membaca setiap hari.
"Kita harus biasakan membaca, mulai dari anak sekolah sampai kepada kita semua. Saya pribadi setiap hari membaca banyak hal, termasuk membandingkan buku satu dengan yang lain sebelum mempersiapkan presentasi," ujar Suhardi Duka.
Ia menyoroti rendahnya indeks literasi Sulbar yang berimbas pada rendahnya Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index (HDI).
"Walaupun orang kaya, tapi pengetahuannya rendah, itu bukan sejahtera namanya. Inti pembangunan adalah indeks pembangunan manusia, karena di situ ukurannya pengetahuan, kesehatan dan pendapatan," katanya.
Oleh karena itu, katanya, pemerintah mengeluarkan kebijakan Literasi Sulbar Mandarras, suatu gerakan membaca yang menyesuaikan nilai budaya Mandar.
Melalui kebijakan tersebut, siswa SMA/SMK di Sulbar wajib membaca 20 buku per tahun, sedangkan beberapa kabupaten juga menurunkan menjadi kebijakan untuk tingkat SD dan SMP dengan kewajiban membaca 10 buku.
"Peraturan gubernur yang menjadi dasar gerakan ini telah mendapatkan asistensi Kemendagri," kata dia.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Sulbar berkoordinasi dengan berbagai perguruan tinggi untuk melaksanakan KKN Tematik Literasi di seluruh Sulbar.
Upaya tersebut, kata dia, mendapat dukungan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Ia juga memotivasi masyarakat untuk menulis sebagai bagian dari penguatan literasi.
"Tulis saja apa yang ada di sekitarmu. Tidak ada orang bisa menulis tanpa membaca lebih dahulu. Dengan banyak membaca, kita bisa berpendapat dan menulis lebih baik," katanya.
Ia mengaku dahulu selalu menghasilkan satu tulisan setiap kali bepergian dengan pesawat yang kemudian dimuat di berbagai media di Sulbar.
Ia menjelaskan kebijakan literasi sebagai investasi jangka panjang menuju generasi emas Sulbar pada 2045.