Makassar (ANTARA) - Forum Zakat (FOZ) libatkan pentahelix yang terdiri dari akademisi, pihak swasta, pemerintah, komunitas dan media guna membahas zakat sebagai instrumen pengentasan kemiskinan di Kota Makassar, Kamis (20/11).

"Kami telah duduk bersama merumuskan langkah kolaboratif untuk mempercepat pengentasan kemiskinan. Banyak fikiran-fikiran kritis yang hadir selama diskusi berlangsung, mulai dari pengelolaan hingga inovasi dalam zakat," ujar Ketua Forum Zakat (FoZ) Sulawesi Selatan Amir.

Bagi Amir, Forum Zakat menegaskan bahwa tantangan kemiskinan tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak. Karena itu, FoZ mendorong kolaborasi pentahelix yang melibatkan pemerintah, Baznas/LAZ, akademisi, media, dan masyarakat.

Pada kesempata ini, sejumlah OPZ hadir, termasuk Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, IZI, LAZ Al-Azhar, LAZISMU, Yakesma, Yatim Mandiri, Rumah Yatim, Sahabat Yatim, BSI Maslahat, LAZ BMI Munzalan, BMM, LMI, WIZ, YBM PLN, YBM Brilian dan Advokasi Dompet Dhuafa.

Diskusi yang dipandu influencer dan moderator Sherly Annavita ini menyoroti pentingnya pengelolaan zakat yang tepat sasaran dan berbasis data.

Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis UNM Prof Basri Bado menekankan dua instrumen utama dalam pelaksanaan zakat yakni pengumpulan dan penyaluran. Kata dia, perlu menggunakan teknologi dengan sistem digitalisasi untuk memudahkan masyarakat berzakat dari telefon genggamnya.

"Kemudian, penyalurannya, apakah sampai ke orang yang tepat, karena jika tidak tepat sasaran maka tentu tidak bisa mengurangi kemiskinan," katanya.

Pada kesempatan ini,  Basri juga menyinggung terkait penguatan literasi zakat di masyarakat. FEB UNM yang memiliki 6.500 mahasiswa dan 300 pengajar dinilai sangat potensial memberikan pemahamanterkait zakat dan siap berkolaborasi dengan sekitar 20 lembaga amil zakat (LAZ) di Kota Makassar.

"Fakultas Ekonomi UNM siap menjadi tempat diskusi sebagai langkah keberlanjutan dari diskusi ini dan kami siap membangun sistemnya," ujar dia.

Basri juga mendorong pembangunan big data penerima zakat untuk memastikan transparansi dan akurasi distribusi.

Perwakilan Bappeda Makassar Muhammad Ichsan mengungkap bahwa penanganan kemiskinan kini diarahkan pada intervensi berbasis data faktual. “Kita ingin penurunan kemiskinan yang tepat dan manusiawi, dengan data yang tidak tumpang tindih,” ujarnya.

Ia menyebut, potensi zakat Kota Makassar mencapai Rp1,3 triliun, sementara penghimpunan baru sekitar Rp30 miliar. Kontribusi zakat ASN cukup mendominasi realisasi target pengumpulan zakat


Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Riski Maruto
Copyright © ANTARA 2025