Lubuk Basung (ANTARA) - Badan SAR Nasional (Basarnas) Kota Padang, Sumatera Barat menyatakan tim gabungan berhasil menemukan 10 warga Malalak Timur, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, dalam kondisi meninggal dunia akibat dampak banjir bandang melanda daerah itu, Kamis.

"Ada 10 korban ditemukan dalam kondisi hitam atau meninggal dunia oleh tim gabungan," kata Koordinator Lapangan Basarnas Padang Atta Priyono di Lubuk Basung, Kamis.

Ia mengatakan jasad korban langsung dievakuasi ke Puskesmas Malalak dan untuk identifikasi korban, menunggu hasil dari Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumbar.

Saat ini masih ada lima korban lainnya masih dalam proses pencarian tim gabungan dari Basarnas Padang, Brimob Polda Sumbar, BPBD Agam, TNI, Polri dan lainnya.

"Mudah-mudahan korban segera ditemukan dalam waktu dekat," katanya.

Ia mengakui tim kesulitan untuk mencari korban, karena curah hujan masih turun di daerah itu.

Akibatnya, longsor masih terjadi di lokasi tersebut, sehingga tim juga terjebak antara lokasi musibah dan posko.

"Curah hujan cukup tinggi di lokasi dan tim kesulitan untuk mencari korban," katanya.

Ia menambahkan di lokasi banjir bandang cukup banyak terdapat rumah warga. Tiba-tiba banjir bandang melanda daerah itu saat hujan cukup tinggi, Rabu (26/11) sore.

Saat ini ada sekitar 135 kepala keluarga yang telah mengungsi ke daerah lebih aman di lima titik.

"Mereka mengungsi di lokasi tersebut semenjak Rabu (26/11) malam," katanya.

Ia mengakui telah menurunkan lima personil Basarnas Padang untuk melakukan pendataan berapa jumlah korban yang hilang dan total warga terdampak usai mendapatkan laporan banjir bandang, Rabu (26/11) malam

Pada Kamis (27/11) pukul 03.00 WIB, mengerahkan 10 orang tim gabungan ke lokasi untuk melakukan pencarian korban.

Setelah itu, mengerahkan mobil ambulans milik Palang Merah Indonesia (PMI) Agam beserta anggota sebanyak empat orang

"Ada 18 orang tim rescue yang kita kerahkan ke lokasi dan membentuk posko utama. Komunikasi ke lokasi banjir cukup sulit," katanya.

Posko utama tersebut berada sekitar dua kilometer dari lokasi banjir bandang dan jalan menuju lokasi terputus, sehingga tidak bisa menggunakan kendaraan ke titik bencana.

 

 


 

Pewarta : Altas Maulana
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2025