Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir disertai tanah longsor di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, bertambah menjadi 74 jiwa.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari di Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa jumlah korban itu didapatkan
berdasarkan data BPBD Agam per Jumat (28/11) pukul 20.00 WIB korban meninggal tersebar di lima kecamatan.
"Di Kecamatan Palembayan tercatat 27 korban, terdiri atas 21 orang yang telah teridentifikasi dan enam lainnya masih menunggu identifikasi. Proses pencarian dan pertolongan masih terus dilakukan tim gabungan di sejumlah titik terdampak," kata dia.
Dia mengungkapkan bahwa korban meninggal lain di Kecamatan Palembayan juga ditemukan di beberapa desa, yakni tujuh orang di Kampung Tangah, sembilan orang di Kampung Tangah Timur, dan 17 orang di Subarang Ala yang seluruhnya telah diverifikasi identitasnya oleh petugas.
Sementara itu, Kecamatan Malalak melaporkan 10 korban meninggal, disusul Kecamatan Tanjung Raya dua korban, Palupuh satu korban, dan Kecamatan Matur satu korban. Seluruh korban di wilayah tersebut telah teridentifikasi.
Selain korban meninggal, kata dia, BPBD Agam mencatat masih terdapat 78 warga yang belum ditemukan. Sebagian besar hilang di Kecamatan Palembayan sebanyak 69 orang, sedangkan Kecamatan Malalak melaporkan tujuh orang hilang dan Tanjung Raya dua orang.
BNPB memastikan seluruh unsur SAR gabungan masih dikerahkan untuk mempercepat pencarian korban, termasuk menggunakan peralatan berat di titik-titik yang terdampak longsor dan banjir bandang.
Pemerintah daerah bersama TNI-Polri, relawan, dan instansi terkait juga terus memperluas area pencarian serta mengoptimalkan pelayanan bagi warga terdampak, termasuk penyediaan kebutuhan dasar di lokasi pengungsian.