Makassar (ANTARA) - PT PLN (Persero) mengadopsi inovasi karya mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) sebagai solusi penyediaan energi bersih berbasis teknologi bagi masyarakat Pulau Gili Ketapang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Adopsi inovasi tersebut ditandai dengan peresmian implementasi sistem oleh PLN Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) bersama PLN UID Jawa Timur, PLN Nusantara Power (PLN NP), serta pengelola PLTD Gili Ketapang, bekerja sama dengan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Indonesia dan Energy Academy Indonesia (ECADIN).

Direktur Kemahasiswaan Unhas Abdullah Sanusi PhD dalam keterangannya di Makassar, Selasa mengatakan, kegiatan ini menjadi bukti kolaborasi lintas sektor dalam mendorong pemanfaatan inovasi anak bangsa untuk menjawab tantangan energi di wilayah kepulauan.

“Adopsi inovasi mahasiswa Unhas oleh PLN ini menunjukkan bahwa gagasan yang lahir dari kampus mampu menjawab kebutuhan riil di lapangan. Kami mendorong mahasiswa untuk terus menghadirkan inovasi yang solutif, aplikatif, dan berdampak sosial,” ujar Abdullah Sanusi.

Ia menjelaskan, kepercayaan PLN terhadap karya mahasiswa Unhas menjadi indikator kuat bahwa ekosistem pembinaan kreativitas dan inovasi mahasiswa di Unhas berjalan dengan baik.

“Capaian ini diharapkan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk berani melahirkan solusi bagi masyarakat,” ujarnya.

Ketua Tim Magna Energy, Diego Agung Christovano Paranoan mengatakan, inovasi yang dikembangkan berupa sistem pembangkit listrik tenaga surya terapung yang dipasang di atas keramba jaring apung milik nelayan. Sistem ini dirancang dengan konsep simbiosis.

Panel surya tidak hanya menghasilkan listrik, tetapi juga memberikan keteduhan bagi ikan, sementara air laut membantu mendinginkan panel sehingga kinerja  lebih optimal.

Sistem tersebut dilengkapi dengan baterai dan kontrol cerdas sederhana untuk menjaga ketersediaan listrik secara stabil siang dan malam, serta terintegrasi dengan sistem penyimpanan hidrogen.

Ia menjelaskan, inovasi ini berangkat dari keprihatinan terhadap tingginya ketergantungan masyarakat pulau kecil pada bahan bakar diesel yang mahal dan berdampak buruk terhadap ekosistem laut.

Melalui solusi ini, tim berupaya menghadirkan sistem energi yang bersih, andal, dan terjangkau tanpa mengorbankan ruang laut yang menjadi sumber penghidupan masyarakat.

Diego yang juga merupakan Mahasiswa Berprestasi Universitas Hasanuddin Tahun 2025 menilai inovasi ini relevan bagi masa depan energi Indonesia sebagai negara kepulauan.

Model penyediaan energi berbasis komunitas ini dinilai dapat direplikasi di berbagai pulau lain di Indonesia.

Sebelumnya, inovasi Tim Magna Energy berhasil mengantarkan tim ini meraih Juara Utama Youth Energy Hackathon 2025 yang digelar Ecadin bekerja sama dengan Kedutaan Besar Belanda di Jakarta pada November lalu.


Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2025