Makassar (ANTARA Sulsel) - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan, perlu pendekatan sosiologi untuk mempercepat pembangunan kesehatan di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

"Kondisi geografis dan budaya yang beragam di Indonesia, menjadi salah satu tantangan bagi pemerintah di sektor kesehatan," kata Menkes disela-sela Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) Regional Timur di Makassar, Selasa.

Menurut dia, daerah di KTI yang sebagian besar merupakan kepulaun dan wilayah pegunungan seperti di Provinsi Maluku dan Papua menjadi tantangan bagi Kementerian Kesehatan untuk mempercepat pembangunan kesehatan di KTI.

Selain itu, juga harus berpacu dengan target pencapaian Millenium Development Goal`s (MGD`s) pada akhir 2015. Untuk mencapai itu, Menkes mengatakan, perlu membuat terobosan dalam mempercepat pembangunan kesehatan di KTI melalui pendekatan sosiologi.

"Jadi perlu membuat terobosan dalam mempercepat pembangunan kesehatan di KTI, karena budaya yang dimiliki masyarakatnya beragam," kata Menkes.

Sementara dari sisi pengelolaan anggaran kesehatan yang bersumber dari APBN dan APBD, Menkes mengakui, dari APBN masih di bawah lima persen, sedang APBD diharapkan sudah di atas 10 persen.

Dia mengatakan, setidaknya hanya ada dua daerah di KTI yang anggaran kesehatannya 10 persen dari total APBD nya. Khusus di Sulsel tercatat alokasi dana kesehatan dari APBD mencapai 11,4 persen.

Hal tersebut sejalan dengan Program Pelayanan Kesehatan Gratis yang dijabarkan duet kepemimpinan H Syahrul Yasin Limpo dan H Agus Arifin Nu`mang. FC Kuen

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024