Mamuju (ANTARA Sulbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Barat, pada September 2015 sebesar 105,82 ini menunkkan adanya peniingkatan 1,25 persen dibandingkan NTP Agustus 2015 yang sebesar 104,51.

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sulbar, Drs. Syihabuddin di Mamuju, Senin.

Menurutnya, hasil pemantauan harga konsumen perdesaan menunjukkan terjadinya deflasi perdesaan di Sulawesi Barat pada September 2015 sebesar -0,14 persen, yang dipicu oleh penurunan angka indeks harga pada kelompok bahan makanan, meskipun enam kelompok pengeluaran mengalami peningkatan angka indeks.

Enam kelompok pengeluaran yang mengalami peningkatan angka indeks ini kata dia, diantaranya indeks harga kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau meningkat sebesar 0,72 persen, indeks harga kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,11 persen, indeks harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,76 persen, indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan sebesar 0,34 persen, indeks harga kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,02 persen, dan kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 0,56 persen.

"Satu-satunya yang mengalami penurunan adalah indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan turun sebesar -0,91 persen," jelas Syihabuddin.

Ia menerankan, hasil pemantauan harga konsumen perdesaan menunjukkan deflasi terjadi mencapai hampir separuh dari 33 provinsi di Indonesia, sedangkan selebihnya mengalami inflasi perdesaan.

"Ada 14 provinsi yang mengalami deflasi. Deflasi tertinggi di Sumatra Utara -0,84 persen dan terendah di Kalimantan Barat -0,01 persen. Inflasi tertinggi di Sulawesi Utara 1,11 persen dan terendah di Papua Barat 0,06 persen. Kondisi Sulawesi Barat menempati urutan ke 12 dari 14 provinsi yang mengalami deflasi," jelasnya.

Untuk skala nasional kata dia, maka NTP bulan September 2015 sebesar 102,,33 atau meningkat sebesar 1,04 persen dibandingkan bulan Agustus 2015, dan mengalami deflasi perdesaan sebesar -0,02 persen.

Pewarta : Aco Ahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2024