Makassar, (Antara) - Bupati Bantaeng Prof Dr Ir HM Nurdin Abdullah MAgr mengusulkan perlunya pembentukan cluster-cluster pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan sesuai dengan potensi daerah.

"Kita ndak punya cluster pertumbuhan. Daerah selatan Sulsel dimana, utara Sulsel dimana," kata Nurdin dalam Dialog Publik Sulsel Ekonomi Outlook di Makassar, Jumat.

Nurdin menceritakan pengalamannya memimpin Kabupaten Bantaeng yang semula merupakan daerah yang tidak diperhitungkan menjadi daerah yang berhasil secara ekonomi.

"Dulu Bantaeng ndak dilirik. APBD-nya kecil. Kami masuk 2008 diwarisi sejumlah daerah yang tertinggal. Listrik hanya tiga mega. Syukur-syukur Bosowa kemudian membangun powerplant di Jeneponto," katanya.

Nurdin mengatakan pada awalnya tidak banyak yang tahu tentang Bantaeng hingga dirinya kemudian membuat kartu nama yang ada petanya dan menunjukkan lokasi daerah tersebut.

"Saya hanya dosen Unhas yang mencari tambahan di Maruki. Waktu awal menjabat berat badan saya turun delapan kilo. Kemudian saya bangun cek dam. Pantai Seruni yang dahulu hanya untuk buang hajat kemudian dipercantik," katanya.

Nurdin optimis gubernur sangat peduli dengan pembangunan Sulsel karena itu pihaknya mendukung pembangunan kereta api yang dimulai di Kabupaten Barru.

"Kita harus dukung. Saya optimis. Kalau direncanakan dengan baik maka kabupaten / kota di Sulsel bisa berkembang dengan baik. Dua smelter di Bantaeng akan produksi awal tahun. Yang masalah listrik baru siap April," katanya.

Nurdin menyerukan untuk mengembalikan kejayaan Sulsel seperti pada masa lalu.

"Sulsel dari dulu pintu gerbang KTI. Namun saya ragu bakal diambil Sulut apalagi tol sudah mulai dibangun di Bitung. Karena itu kembalikan kejayaan Sulsel. Selayar bisa kalahkan Bali," katanya.

Presiden IMA Chapter Sulsel Hariyadi Kaimuddin mengatakan masyarakat Sulsel perlu menperhatikan datangnya MEE 2015.

"Kabarnya 1000 orang Philipine sudah belajar Bahasa Indonesia. Konsultan-konsultan juga sudah banyak orang India. Ada menguasai bahasa lokal," katanya.

Dia mengatakan yang perlu disiapkan adalah perubahan mindset.

"Mindset sebagai pengusaha. Indonesia masih kecil. Minimal dua persen. Kalau lulus jangan berfikir menjadi pegawai. Mindset jadi entrepreneur," katanya.



Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024