Makassar (ANTARA Sulsel) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Makassar meminta masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan atas perubahan cuaca saat musim hujan.

"Masyarakat harus terus waspada atas perubahan cuaca pada masa musim hujan ini. Namun yang harus diingat bahwa sampai saat ini belum ada teknologi yang menentukan pasti dimana terjadi bencana baik gempa bumi dan lainnya," kata Kepala Bidang Observasi BBMKG Wilayah IV Makassar Ikhsan, Senin.

Menurut dia bila ada informasi akan terjadi gempa bumi kuat tanggal dan lokasinya dimana, jangan mudah percaya dan sebaiknya melakukan konfirmasi ke BMKG setempat untuk mendapatkan informasi yang benar, begitupun pada bencana alam lainnya.

Selain itu, informasi yang disampaikan BMKG tentang adanya potensi gempa bumi di Sulsel, bukan untuk membuat masyarakat panik, melainkan sebagai informasi awal agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan, sehingga masyarakat perlu mengetahui potensi akan bencana alam yang mungkin saja terjadi di daerahnya.

"Jadi ada upaya mitigasi bencana yang melibatkan semua unsur terkait seperti BMKG, BPBD, SAR serta Pemerintah Daerah, karena bencana alam tidak bisa dihindari, namun dapat diminimalisir jatuhnya korban jiwa dan kerugian harta benda," katanya.

Hal tersebut, lanjut dia, dapat dilakukan dengan sinergitas kepada pihak terkait didalamnya sebagai upaya melakukan mitigasi bencana di daerahnya masing-masing.

Sementara berdasarkan informasi yang diterima. Bencana tanah longsor juga terjadi di jalan penghubung Kecamatan Bontolempangan- Kecamatan Biringbulu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Akses jalan tersebut terputus akibat tanah yang longsor jatuh di jalanan tepatnya di Dusun Balliangngang, Desa Ulujangang pada , Senin (12/12) pagi tadi. Akibatnya sejumlah pengendara tidak bisa melewati jalan tersebut.

Menurut Camat Botolempangan Sadar Ahdar menyebutkan jalan penghubung yang hanya satu lajur terputus. Titik lonsor dari ketinggian Dusun Balliangngang dan Dusun Gantarang, Desa Ulujangang, Gowa.

Titik longsor pertama, sebutnya, sepanjang 20 meter, dengan ketinggian material longsor sekitar 25 meter. Sementara titik kedua longsor sepanjang 30 meter dengan material tanah kurang lebih 30 meter. Sedangkan titik ketiga juga 30 meter dengan material tanah sekitar 30 meter.

Meskipun dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa, namun puluhan tiang listrik ikut tertimbun dengan tanah sehingga mengganggu arus listrik yang masuk di daerah tersebut. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan PLN agar aliran listrik tidak membahayakan warga sekitar.

"Kekhawatiran karena tiang listrik ikut tertimbun, makanya perlu diwaspadai mungkin saja aliran listrik masih ada yang bisa mengenai warga. Koordinasi dengan Pemerintah Daerah sudah kami lakukan termasuk segera dilakukan pembersihan," katanya.

Sebelumnya, bencana angin puting beliung terjadi pada Minggu (11/12) sore di Kompleks Perumahan Berdikari Asri, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar. Angin kencang menyapu sejumlah rumah, empat rumah diantaranya mengalami kerusakan parah ketika saat hujan deras disertai angin kencang.

Lurah Bulurokeng Ilham menyatakan empat rumah tersebut yang terkena dampak angin puting beling atapnya dibawa angin, meski kerugian ditaksir Rp200 juta namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Hingga saat ini para korban membutuhkan bantuan kendati saat ini Makassar masih diguyur hujan sedang.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024