Makassar (Antara Sulsel) - Bank Indonesia meminta Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk mewaspadai tekanan inflasi yang bakal makin menguat pada tahun ini.

"Gubernur BI melalui surat kepada Gubernur Sulsel menginformasikan bahwa inflasi pada tahun 2017 akan ada banyak tekanan, baik secara nasional maupun di Sulsel," kata Kepala Perwakilan BI Sulsel Wiwiek Sisto Widayat usai menemui Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Kamis.

Tekanan inflasi yang kuat di Sulsel, kata Wiwiek, mulai tampak pada 2 bulan pertama tahun ini.

"Inflasi Sulsel pada bulan Januari 1,12, kemudian pada bulan Februari 0,75. Angka 1,87 years to date itu cukup tinggi," katanya.

Kuatnya tekanan inflasi pada tahun ini, menurut dia, akibat adanya kebijakan harga yang dikendalikan oleh Pemerintah, seperti tarif listrik, biaya administrasi surat tanda nomor kendaraan (STNK), dan peningkatan harga bahan bakar nonsubsidi.

"Kami proyeksi inflasi pada tahun 2017 bisa di atas 4,78. Akan tetapi, jika nanti ada peningkatan harga elpiji 3 kg dan kenaikan bahan bakar premium, inflasi bisa mencapai 5,6 persen," jelasnya.

Untuk mengantisipasi tingginya inflasi pada tahun ini, pihaknya berharap ada pertemuan tingkat tinggi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang dipimpin langsung oleh Gubernur Sulsel.

"Di pertemuan tersebut, kami berharap Gubernur akan memberikan komitmen dan arahannya terkait dengan pengendalian inflasi," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wiwiek juga menyampaikan apresiasi Gubernur BI terhadap Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo terkait dengan dukungan komitmen dan tanggung jawabnya dalam pengendalian inflasi.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024