Maros, Sulsel (Antara Sulsel) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, terus menggencarkan promosi kalender wisata daerah itu, khususnya terkait dengan kegiatan tradisi budaya seperti `katto bokko` atau panen raya Kekaraengan (Raja) Marusu.

Kepala Disbudpar Kabupaten Maros   di Maros, Selasa, mengatakan `katto bokko` yang masih tetap terpelihara setelah pengembangan pertamanya pada abad ke-15, merupakan suatu kebanggaan bagi daerah yang berjulukan "butta salewangang" ini.

Tradisi budaya tersebut dilaksanakan sekali setahun pada panen perdana setiap awal tahun. Sedang tradisi budaya turun menanam ke sawah yang dipimpin keturunan Raja Marusu dilakukan setiap jelang akhir tahun atau pada bulan November.

Kabupaten Maros yang terletak sekitar 30 kilomter (Km) dari Kota Makassar memiliki banyak potensi, baik potensi budaya maupun wisata alam, misalnya kawasan pengunungan karst (batu kapur) Rammang-Rammang dan Taman Wisata Alam Bantimurung Bulusaraung.

Khusus kawasan Rammang-Rammang sebagai objek wisata yang dikembangkan pemerintah dan masyarakat setempat, ungkap Rahmat, sudah dikenal hingga ke mancanegara.

Apalagi pegunungan karst di Maros tersebut merupakan pegunungan kapur terpanjang kedua di dunia setelah di China. Belum lagi keindahan alamnya yang memberikan nuansa yang berbeda dengan objek wisata lainnya.

Panjang pegunungan karst `butta salewangang` ini kurang lebih 30 kilometer melintasi dua kabupaten, yakni Kabupaten Maros dan Pangkep, Sulsel.

"Semua potensi wisata budaya dan alam itu terus kami promosikan baik dalam dan luar negeri, termasuk bekerja sama dengan para pegiat industri pariwisata," ujar Rahmat.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024