Makassar (Antara Sulsel) - Jalan bawah tanah (underpass) Simpang Lima Mandai yang diharapkan mampu mengurai kemacetan di perbatasan Kota Makassar dan Kabupaten Maros kini telah berhasil tembus menghubungkan ke dua wilayah tersebut.

"Underspass saat ini sudah tembus dan menghubungkan jalur terowongan poros Makassar-Maros, kami mengucapkan syukur karena ternyata pengerjaan lebih cepat dari target sebelumnya yakni pada 25 Maret 2017," kata Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo saat meninjau lokasi Proyek Pembangunan Underpass Simpang Lima Mandai Makassar, Jum`at.

Dalam peninjauanya, Syahrul sendiri secara resmi merobohkan dinding yang memisahkan antara dua poros Bandara Maros dan Makassar dengan alat berat. Kondisi terowongan yang semula gelap menjadi terang benderang yang menandai terhubungnya dua poros jalan tersebut.

"Alhamdullilah, hari ini hari Jum`at, satu pekerjaan besar selesai, lebih cepat dari target," ucap Syahrul.

Lebih lanjut Syahrul mengatakan jalan ini sudah bisa digunakan 10 hari sebelum lebaran.

Sedangkan proyek air mancur simpang bandara juga diselesaikan di waktu yang sama sehingga menambah keindahan mega proyek ini.

Sejauh ini rencana kemajuan proyek hingga Maret sebesar 76,269 persen sementara realisasinya sebesar 75,750 persen, jadi deviasi yang tersisa 0,519 persen.

Adapun panjang jalan yang bisa diselesaikan sepanjang 110 meter yang menghubungkan jalan terowongan poros Makassar-Maros.

Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja (Satker) Jalan Metropolitan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XIII Amin Hamid mengatakan proyek "Underpass" Simpang Lima Mandai - Makassar akan dapat berfungsi pada 19 Juni mendatang.

Amin menjelaskan panjang "underpass" tersebut mencapai 1,50 km, dengan lebar 24 meter. Jalan tersebut memiliki dua "frontage" selebar 7,5 meter, dengan lebar terowongan mencapai 20,6 meter.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024