Makassar (Antara Sulsel) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Sulawesi Selatan, Ajiep Padindang, dalam masa reses intens menggelar pertemuan guna menyerap aspirasi dan masalah yang timbul di masyarakat untuk disampaikan ke tingkat pusat.

"Kita telah melakukan reses di empat kabupaten mulai dari Bulukumba, Bone, Soppeng dan Wajo. Beberapa masalah yang timbul salah satunya Dana Alokasi Khusus belum terbayarkan dari tahun lalu, itu terjadi di Bone," papar Ajiep kepada wartawan usai buka puasa bersama di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu.

Tidak hanya itu, dalam rangkaian masa reses di bulan ramadan, kata dia, bukan hanya di empat kabupaten, pihaknya telah membuat kegiatan di kabupaten lain dengan bertemu tokoh masyarakat serta perangkat Pemerintah Daerah setempat guna menyerap aspirasi.

Bahkan bantuan bingkisan juga diberikan kepada iman masjid dan Taman Pendidikan Al Qur`an, lanjut mantan anggota DPRD Sulsel ini mengatakan sebagai bagian dari amaliyah ramadan.

Sementara Staf Ahlinya Jamal menambahkan. selain itu, agenda lain dalam masa reses juga dilaksanakan seperti lokakarya sekolah Bugis-Makassar dari 9 Mei-4 Juni 2017.

Kegiatan ini dilaksanakan pada 20 titik pertemuan dan biasanya dirangkaikan dengan buka puasa bersama termasuk memberikan bantuan Al Qur`an bagi yang berhak.

"Pak Ajie sangat konsen dengan pengembangan budaya lokal, meski selama ini dilakukan tidak maksimal. Maka dibentuklah sekolah non formal seperti kalau daerah bugis dibangun sekolah bugis, di Kabupaten Bone sudah ada bahkan sudah meluluskan enam angkatan dengan jumlah alumni 600 orang," tuturnya.

Jamal juga menyebutkan, Ajiep Padindang juga mendirikan yayasan Sulapa Epapae dan lokarya seperti disebutkan tadi, seluruh biaya ditanggungnya hingga selesai lebaran.

"Selama ini kualitas bahasa daerah mulai menurun, sehingga diperlukan lokakarya. Jadi materi yang diajarkan kepada guru SD akan di tularkan kepada siswanya. Tenaga pengajar dari sejarawan yang mengerti bahasa dan sejarah," ucap ketua yayasan itu.

Kemajuan teknologi sekarang ini, tambah dia, kebanyakan anak muda mulai meninggalkan budaya serta sejarahnya, dan bila tidak diimbangi dengan pelajaran bahasa dan sejarah lokal, maka semua itu akan terlupakan dan punah ditinggalkan zaman.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2025