Istanbul, Turki (Antara Sulsel/Xinhua-OANA) - Peserta dari seluruh dunia berkumpul di Istanbul, Turki, pada Jumat untuk mencari cara mendorong penengahan sebagai pencegahan konflik besar dan metode penyelesaian.

Dalam Konferensi Istanbul Keempat mengenai Penengahan, yang dipusatkan pada "lonjakan dalam diplomasi, aksi dalam penengahan", penekanan terletaqk pada perlunya pendekatan terpadu dan menyeluruh bagi penyelesaian sengketa secara damai yang bisa memperhatikan kebutuhan hari ini.

"Kita telah menyaksikan dengan sedih kecenderungan ekstrem dalam bermacam bentuk permuduhan politik, sosial dan agama," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di dalam pesan video bagi konferensi itu, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat malam.

Menteri tersebut merujuk kepada meningkatnya serangan di Eropa terhadap orang Muslim dan migran sebagai kasus yang memerlukan perhatian khusus, dan menekankan, "Pencegahan adalah kuncinya."

"Untuk sepenuhnya menyelesaikan konflik yang sudah berubah jadi kekerasan sehingga menimbulkan penderitaan manusia yang tak terperikan, penengahan adalah bagian penting dan efektif bagi upaya kita bersama rangkaian kesatuan perdamaian," kata menteri itu.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga menyampaikan pesan videonya dengan makna yang serupa, dan mengatakan ia "secara pribadi berkomitmen untuk mencari diplomasi".

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Finlandia Timo Soini --yang memuji upaya PBB dalam pemeliharaan perdamaian di seluruh dunia-- menyeru negara anggota PBB agar memberikan dukungan yang terus-menerus.

"Kami ingin membahas setiap tindakan lebih lanjut yang diperlukan guna meningkatkan keefektifan kebijakan dan tindakan di lapangan," kata Soini di dalam pesan videonya.

Para peserta juga menyoroti perlunya untuk melatih lebih banyak penengah, termasuk memanfaatkan pemuda dan lebih banyak perempuan di dalam tim serta melengkapi mereka dengan alat yang benar.

Kemajuan mendasar telah dicapai dalam meningkatkan kesadaran mengenai penengahan dan peningkatan penggunaanya secara lebih luas dan efektif sejak Turki dan Finlandia meluncurkan gagasan "Penengahan bagi Perdamaian" di PBB pada 2010, kata Cavusoglu.

Turki, bersama Finlandia, juga memimpin "Kelompok Teman bagi Penengahan", yang didirikan berdasarkan gagasan itu dan telah menarik 45 negara serta delapan organisasi regional serta internasional, termasuk PBB.

Satu kelompok serupa telah didirikan di bawa Organisasi bagi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa dan dipimpin secara bersama oleh Turki, Finlandia dan Swiss.

Pewarta :
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024