Makassar (Antara Sulsel) - Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengatakan pertunjukkan I La Galigo membutuhkan persiapan yang matang agar pesan yang ada dalam cerita itu bisa dicerna dan dimengerti masyarakat internasional.

Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Selasa, mengatakan hal itu menanggapi rencana pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempertujukkan I La Galigo dalam mendukung dan memuluskan langkah perahu pinisi Sulsel masuk UNESCO pada Desember 2017.

"Seandainya cuma tarian biasa misalnya Tari Pakarena tidak masalah, namun ini membutuhkan berbagai hal yang menggambarkan sejarah lengkap apa itu pinisi menurut I La Galigo," katanya.

Persiapan atau kesempatan yang diberikan untuk pertunjukan I La Galigo yang hanya selama dua bulan, kata dia, tentu tantangannya cukup berat guna bermanuver dan memberikan "back-up" secara maksimal.

"Karena pasti saja membutuhkan `performance` yang lebih siap agar tampil makismal di hadapan penonton atau masyarakat UNESCO. Jadi pinisi itu membutuhkan persiapan matang untuk menyakinkan masyarakat atau dewan juri dunia untuk memberikan nilai maksimal," katanya.

Dirinya juga mengaku kaget dan baru mengetahui jika pinisi akan dipertunjukkan bersama dengan I La Galigo di Prancis, Oktober 2017.

"Saya kaget memang persiapan yang dilakukan hanya dua bulan. Untuk itu komunikasi dengan Bulukumba akan jalan, ahli sejarah kita untuk membahas lebih jauh. Sebab kita akan tampil di Prancis dan membutuhkan waktu tampil satu jam," katanya.

Ia mengatakan pembuatan kapal pinisi memiliki proses yang harus dilakukan secara perlahan, misalnya pinisi itu dibuat dari kayu, cara memotong kayu seperti apa dan versi atau tata cara itu sudah ada dalam I La Galigo.

"Kemudian membuat layar itu, bagi masyarakat Sulsel itu bukan hanya layar namun punya filosofi-filosofi pencapaian di situ. Jadi harus ditampilkan seperti adanya di hadapan masyarakat internasional," katanya.

Pewarta : Abd Kadir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024