Makassar (Antara Sulsel) - Bakal Calon Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Halid, menggagas program pinjaman usaha bagi petani guna mendongkrak kesejahteraan mereka dengan nama Kredit Kesejahteraan Petani guna mengantikan kredit usaha tani.

"Petani akan kita dorong untuk bisa hidup lebih sejahtera. Caranya menerapkan sistem yang baik, dengan memberikan kredit kesejahteraan petani tanpa bunga. Ini semua bisa terwujud kalau saya pimpin Sulsel, kalau tidak itu hanya sebatas mimpi," sebut Nurdin melalui siaran persnya, Rabu.

Kredit Kesejahteraan Petani hanya salah satu dari program besar `Membangun di Kampung` yang diusung dirinya bersama Aziz Qahhar Mudzakkar.

Sederet inovasi program lain telah disusun untuk membawa kesejahteraan secara merata di Sulsel.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Sulsel, kata Nurdin, harus dirasakan oleh seluruh masyarakat, baik di desa maupun kota. Dirinya menyatakan ke depan diupayakan harga komoditas pangan tidak lagi fluktuatif.

Selain itu, akan mere-desain sistem `petik olah jual` yang pernah dijalankan program mantan gubernur Sulsel Prof Amiruddin dan Basri Palaguna. Caranya dengan memanfaatkan resi gudang sehingga harga komoditas, seperti beras dan jagung, senantiasa stabil, baik itu saat panen maupun pasca-panen.

"Bila masyarakat menghendaki saya jadi gubernur, insya alla tidak akan ada harga komoditas yang turun. Mau itu beras, jagung, kopi, cokelat maupun yang lainnya. Termasuk saat panen raya karena kita akan optimalkan instrumen resi gudang," ungkap Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia atau Dekopin tersebut.

Beragam pembenahan, kata dia, akan dilaksanakan terkait sistem produksi hingga pemasaran komoditas pertanian termasuk akan mengoptimalkan BUMDes sebagai ujung tombak penggerak ekonomi di perdesaan.

BUMDes itu akan menjadi pusat pengumpul hasil pertanian agar nantinya dipasarkan dengan jaminan petani menjualnya dengan harga kompetitif.

"Nanti saya akan buatkan holding di kabupaten. Juga akan ada BUMD yang dimiliki bersama. Di kabupaten itu menjadi pusat penyimpan, pergudangan, pusat pemasaran," ucapnya.

Nurdin juga berencana mengubah skema Bank Pembangun Daerah Sulselbar menjadi bank milik rakyat. Bank Rakyat Sulsel itu akan mengadopsi pola bank rakyat di sejumlah negara yang telah teruji.

"Saya maunya kalau perlu itu 60 persen milik rakyat dan 40 persen milik pemerintah. Bank rakyat di Jepang, Belanda dan Malaysia, itu CEO-nya saya kenal. Pernah saya berdialog dengan mereka terkait soal itu," ujar dia.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024