Makassar (Antaranews Sulsel) - Koalisi Non Government Organisation (NGO) menyatakaan kekecewaan terhadap paparan visi misi dan program empat calon gubernur-wakil gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) masih mengabaikan perempuan, anak dan disabilitas dalam kegiatan debat kandidat tahap pertama, Rabu malam (28/3).
"Debat kandidat yang digelar semalam, belum ada satupun pasangan calon menyinggung tentang perempuan, anak atau disabilitas sebagai penerima manfaat program pembangunan," kata Pendiri Forum Pemerhati Masalah Peremupan (FPMP) Sulsel Nina A Basira di Makassar, Kamis.
Debat kandidat gubernur dan wakil gubernur Sulsel 2018-2023 tahap pertama yang ditayangkan langsung di stasiun televisi swasta ini mengangkat tema "Pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup dan berorientasi pada pemerataan ekonomi dan kesejahteraan rakyat",
Basira mengatakan dalam debat tersebut tidak pernah satu kali pun menyebut kata perempuan, anak dan disabilitas, yang dipaparkan para kandidat yakni pasangan nomor urut 1 Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar, Agus Arifin Nu`mang-Tanribali, Nurdin Abdullah-Sudirman Sulaiman dan Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar.
"Umumnya kandidat hanya menyebutkan manusia, menyinggung soal kemiskinan. Paparan global itu menunjukkan bahwa perempuan, anak dan disabilitas kurang dianggap sebagai subyek yang menjadi perhatian dan penting dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan pembangunan," ujarnya.
Padahal, lanjut dia, jika pertanyaan seputar siapa yang paling membutuhkan jaminan akan lingkungan yang berkelanjutan yaitu air, tanah dan lingkungan, maka perempuanlah yang paling bersentuhan dan sangat membutuhkan air bersih.
"Termasuk irigasi atau pengairan sangat terkait dengan bidang pertanian di mana perempuan memegang peranan besar dalam pertanian, dimulai sejak menanam sampai pengolahan hasil," katanya.
Begitu juga, kata dia, adalah penting menciptakan lingkungan yang ramah dan nyaman untuk anak agar mereka tidak menjadi korban ketidakadilan.
Ia juga menyebutkan sektor "home industry", peran perempuan dapat meningkatkan pendapatan keluarga, dan berdampak pada penurunan angka kekerasan dalam rumah tangga, serta membuka peluang anak untuk memperoleh hak-hak dasar seperti pendidikan, kesehatan dan pemenuhan hak lainnya.
"Apalagi terkait dengan kualitas kesehatan, sangat erat kaitannya dengan perempuan dan anak seperti masalah tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi, tingginya kasus kanker serviks dan payudara serta masalah kesehatan lainnya," ujarnya.
Ia juga menilai pemahaman para kandidat terkait isu gender, anak bahkan penyadang disabilitas masih minim, sehingga jika hal tersebut sejak awal tidak menjadi perhatian maka dikhawatirkan permasalahan seperti ini hanya akan menjadi formalitas.
Pegiat masalah perempuan ini juga menilai debat kandidat tersebut akan menjadi salah satu media untuk menilai komitmen para calon terkait perhatiannya terhadap isu perempuan, anak dan penyandang disabilitas.
Ia menyampaikan bahwa pemilih perempuan di Sulsel mencapai lebih dari 50 persen, dan ini menunjukkan bahwa potensi pemilih perempuan sangat signifikan.
"Sehingga aktivis perempuan dan anak akan merekomendasikan kepada para perempuan untuk memilih pasangan calon yang memberikan perhatian proporsional terhadap masalah perempuan, anak dan disabilitas," ujarnya.
"Debat kandidat yang digelar semalam, belum ada satupun pasangan calon menyinggung tentang perempuan, anak atau disabilitas sebagai penerima manfaat program pembangunan," kata Pendiri Forum Pemerhati Masalah Peremupan (FPMP) Sulsel Nina A Basira di Makassar, Kamis.
Debat kandidat gubernur dan wakil gubernur Sulsel 2018-2023 tahap pertama yang ditayangkan langsung di stasiun televisi swasta ini mengangkat tema "Pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup dan berorientasi pada pemerataan ekonomi dan kesejahteraan rakyat",
Basira mengatakan dalam debat tersebut tidak pernah satu kali pun menyebut kata perempuan, anak dan disabilitas, yang dipaparkan para kandidat yakni pasangan nomor urut 1 Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar, Agus Arifin Nu`mang-Tanribali, Nurdin Abdullah-Sudirman Sulaiman dan Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar.
"Umumnya kandidat hanya menyebutkan manusia, menyinggung soal kemiskinan. Paparan global itu menunjukkan bahwa perempuan, anak dan disabilitas kurang dianggap sebagai subyek yang menjadi perhatian dan penting dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan pembangunan," ujarnya.
Padahal, lanjut dia, jika pertanyaan seputar siapa yang paling membutuhkan jaminan akan lingkungan yang berkelanjutan yaitu air, tanah dan lingkungan, maka perempuanlah yang paling bersentuhan dan sangat membutuhkan air bersih.
"Termasuk irigasi atau pengairan sangat terkait dengan bidang pertanian di mana perempuan memegang peranan besar dalam pertanian, dimulai sejak menanam sampai pengolahan hasil," katanya.
Begitu juga, kata dia, adalah penting menciptakan lingkungan yang ramah dan nyaman untuk anak agar mereka tidak menjadi korban ketidakadilan.
Ia juga menyebutkan sektor "home industry", peran perempuan dapat meningkatkan pendapatan keluarga, dan berdampak pada penurunan angka kekerasan dalam rumah tangga, serta membuka peluang anak untuk memperoleh hak-hak dasar seperti pendidikan, kesehatan dan pemenuhan hak lainnya.
"Apalagi terkait dengan kualitas kesehatan, sangat erat kaitannya dengan perempuan dan anak seperti masalah tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi, tingginya kasus kanker serviks dan payudara serta masalah kesehatan lainnya," ujarnya.
Ia juga menilai pemahaman para kandidat terkait isu gender, anak bahkan penyadang disabilitas masih minim, sehingga jika hal tersebut sejak awal tidak menjadi perhatian maka dikhawatirkan permasalahan seperti ini hanya akan menjadi formalitas.
Pegiat masalah perempuan ini juga menilai debat kandidat tersebut akan menjadi salah satu media untuk menilai komitmen para calon terkait perhatiannya terhadap isu perempuan, anak dan penyandang disabilitas.
Ia menyampaikan bahwa pemilih perempuan di Sulsel mencapai lebih dari 50 persen, dan ini menunjukkan bahwa potensi pemilih perempuan sangat signifikan.
"Sehingga aktivis perempuan dan anak akan merekomendasikan kepada para perempuan untuk memilih pasangan calon yang memberikan perhatian proporsional terhadap masalah perempuan, anak dan disabilitas," ujarnya.