Mamuju (Antaranews Sulsel) - Tim ekspedisi akan mengeksplorasi keindahan alam yang ada di Taman Nasional Gandang Dewata di Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat.

Tim ekspedisi yang beranggotakan 39 orang dari Dinas Kehutanan Sulbar, Balai Besar KSDA Sulsel, Fakultas Kehutanan Unhas, Kelompok Pencinta Alam (KPA) Sulbar, unsur TNI, SAR dan masyarakat lokal itu akan melakukan penelusuran selama selama 12 hari, yakni mulai 18 hingga 30 April 2018.

"Pemerintah Provinsi Sulbar sangat mengapresiasi kegiatan ini, sebab dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi daerah ini, terutama bidang promosi pariwisata. Hasil dari tim ini nantinya bisa memberikan manfaat besar dan memuaskan bagi Sulbar," kata Wakil Gubernur Sulbar Enny Enny Anggraeni Anwar, Rabu.

Tim tersebut akan mendaki dan menyisir kaki Gunung Gandang Dewata di Kecamatan Mamasa hingga ke puncak, kemudian turun pada jalur yang berbeda di Kecamatan Tabulahan.

"Taman Nasional Gandang Dewata memiliki potensi alam flora dan fauna serta ekosistem yang sangat bagus, sehingga ke depan dapat dipromosikan baik di tingkat nasional maupun internasional," ujarnya.

Meski medan di Gandang Dewata sangat sulit namun Wagub mengaku optimistis semua tim yang terlibat mampu melaksanakan ekspedisi tersebut, sebab menurutnya mereka sudah berpengalaman dan sangat mencintai alam.

"Di sana banyak liku-likunya, namun saya tidak ragu sebab semua yang ikut ekspedisi ini sudah sangat berpengalaman, untuk itu saya berharap jaga kesehatan, kebersamaan dan kekompakan, sehingga apa yang menjadi tujuan kita dapat tercapai dengan baik," kata Enny.

Wagub mengajak semua pihak untuk tetap berkomitmen dan mendukung penuh Taman Nasional Gandang Dewata, dengan satu keyakinan bahwa lestarinya flora dan fauna serta ekosistem yang terdapat pada taman nasional itu, sebagai jaminan lestarinya peradaban manusia, khususnya di "Bumi Mesa Kada Dipotuo Pantan Kada Dipomate" menuju Sulbar yang Maju dan Malaqbi.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sulsel Thomas Nifinluri mengatakan, ekspedisi tersebut bertujuan menghimpun dan memperkaya data, serta informasi flora, fauna serta keanekaragaman hayati di Taman Nasional Gandang Dewata.

"Selama melakukan ekspedisi, tim akan melakukan identifikasi flora dan fauna di lokasi atau areal pada titik tertentu, sesuai kaidah yang telah ditetapkan dalam penelitian," terang Thomas

Data dan informasi yang didapatkan selanjutnya akan digunakan sebagai salah satu bahan penting untuk penyusunan dokumen perencanaan sonasi pada taman nasional tersebut.

Data itu akan diolah sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengolaan Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA).

Taman nasional Gandang Dewata dikelola oleh Balai Besar KSDA Sulsel sebagai unit pendukung bersama pihak yang terkait, dengan melakukan mulai dari identifikasi, inventarisasi, perencanaan, peran kondisi kawasan serta pengolaan mandiri, yang meliputi perlindungan, pemanfaatan, perawatan SDA dan ekosistemnya.

Hal itu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor 773/MENLHK/SETJEN/PLA.2/10/2016 Tanggal 03 Oktober 2016, Gandang Dewata telah resmi menjadi Taman Nasional yang ke-53 di Indonesia dengan luas 184.78 hektare.

"Perjalanan panjang pembentukan Taman Nasional Ganda Dewata sebagai bentuk komitmen yang kuat Pemerintah Sulbar, yakni sejak 2008 dengan dukungan para pemangku kepentingan seperti Gubernur Sulbar, Bupati Mamasa, Mamuju, Dinas Kehutanan Sulbar, lembaga MCA dan LIPI serta masyarakat adat lokal," kata Thomas.

Pewarta : Amirullah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024