Makassar (Antaranews Sulsel) - Pemerintah Kabupaten Pangkep bersama PT MARS, Inc. dan Universitas Hasanuddin membangun kemitraan untuk merehabilitasi terumbu karang di Pulau Bontosua, Desa Mattiro Bone, Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkep, Sulsel.

"Kawasan Pulau Bontosua ini tingkat kerusakan terumbu karang mencapai 40 persen, sehingga program kemitraan yang melibatkan para pihak seperti perusahaan, perguruan tinggi, pihak kepolisian dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan turun bersama menyelamatkan terumbu karang," kata Kepala Desa Mattiro Bone Rusdi di Kabupaten Pangkep, Kamis.

Dia mengatakan, untuk merehabilitasi terumbu karang di wilayah kerjanya itu telah dilakukan inovasi oleh pihak perusahaan PT MARS dengan membuat rangka laba-laba dan melakukan survei sebelumnya bersama pihak Universitas Hasanuddin, Makassar.

Sementara untuk pemasangan rangka laba-laba itu melibatkan masyarakat Pulau Bontosua yang 95 persen berprofesi sebagai nelayan. Sebelum pelibatan masyarakat setempat, terlebih dahulu dilakukan sosialisasi tentang pentingnya menjaga terumbu karang yang merupakan habitat dari berbagai jenis satwa laut, khususnya ikan dan seafood yang menjadi sumber mata pencaharian nelayan.

"Awalnya, cukup alot juga pihak kami bersama MARS dalam menyosialisasikan ke masyarakat yang masih minim pemahamannya tentang pentingnya menjaga terumbu karang," kata Rusdi.

Hal tersebut dibenarkan Direktur Marine Sustainability Program PT MARS Noel Janetski saat menerima kunjungan dari pelaku media yang melihat langsung proses rehabilitasi terumbu karang di Pulau Bontosua, Rabu (25/4).

Menurut dia, setelah terbangun kesadaran dari masyarakat nelayan untuk merehabilitasi terumbu karang itu, pihak MARS bersama Unhas memberikan pelatihan mengenai pentingnya aspek rehabilitasi terumbu karang, pemilihan lokasi dan semua aspek metode MARRS termasuk pelatihan praktis dengan tim MARS yang sudah berpengalaman.

Selama lima tahun program rehabilitasi terumbu karang di kawasan Pulau Bontosua, ditargetkan terpasang 12.000 struktur laba-laba untuk memperbaiki sekitar 3.000 hektare terumbu karang yang rusak. Program rehabilitasi ini bertujuan mendukung program pengelolaan sumberdaya laut Bontosua secara berkelanjutan untuk generasi mendatang.

Hasil yang sudah dilakukan kurang lebih setahun kegiatan berjalan, Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) kawasan Pulau Bontosua Muh Ridwan mengimbuhkan, nelayan tidak lagi jauh melaut untuk mendapatkan aneka jenis ikan seperti ikan kembung, ikan cepak, ikan katombo dan sebagainya.

"Sebelum ada program ini, nelayan harus jauh ke tengah laut mencari ikan. Tapi dengan adanya kegiatan rehabilitasi ini, ikan-ikan lebih banyak jenisnya bisa ditemukan di sekitar pulau," jelasnya.

Khusus dukungan dari PT MARS, Direktur Corporate Affair Mars Indonesia Arie Nauvel Iskandar mengatakan, pihaknya senantiasa siap membantu belajar dan menerapkan metode baru yang sangat serbaguna dalam merehabilitasi terumbu karang yang rusak.

"Dengan metode ini (rangka laba-laba), terbilang sederhana, hemat biaya dan dapat diterapkan dalam skala besar untuk memperbaiki terumbu karang yang rusak akibat pemboman atau pembiusan ikan," kuncinya.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024