Makassar (ANTARA News) - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia periode 2009 masih berada pada peringkat 111 dari 182 negara, karena faktor pendidikan dan kesehatan masih tertinggal, kata Sekretaris Utama BKKBN Soedibyo AM.
"IPM Indonesia masih berada pada peringkat 111, karena layanan pendidikan dan kesehatan masih tertinggal jauh," katanya di sela-sela sosialisasi masalah kependudukan di Makassar, Senin.
Ia mengatakan IPM sangat erat kaitannya dengan masalah kependudukan, karena itu penanganan persoalan tersebut menjadi salah satu program dari 18 program yang menjadi pekerjaan rumah (PR) Kabinet Indonesia Bersatu II.
Untuk melengkapi sarana dan prasarana persoalan kependudukan terkait kinerja BKKBN, termasuk meningkatkan perbaikan taraf di wilayah berpenduduk miskin, dianggarkan dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp329 miliar dari APBN.
Sementara itu, Kepala BKKBN Sulsel H. Ilham Djafar mengatakan persoalan kependudukan dan upaya peningkatan IPM menjadi tanggung jawab semua pihak.
Sebagai gambaran, program keluarga berencana (KB) untuk mengatur jarak kelahiran dan jumlah penduduk tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh masyarakat, khususnya pasangan usia subur (PUS).
Adapun penyuluhan dan pelayanan KB diprioritaskan di wilayah kumuh atau wilayah dengan mayoritas berpenduduk miskin.
Berdasarkan data Badan KB Kota Makassar misalnya, angka PUS di kota berjulukan "anging mammiri" ini sepanjang 2009 mencapai 177.610 pasangan dari 254.868 Kepala Keluarga (KK).
Dari jumlah pasangan usia subur itu, terdata sebanyak 63.964 KK yang tergolong keluarga prasejahtera dan umumnya bermukim di kawasan kumuh.
Sosialisasi masalah kependudukan dan KB tersebut berlangsung di Makassar selama tiga hari dan diikuti sekitar 150 orang peserta dari berbagai daerah di Sulawesi, Kalimantan, dan Papua.
(T.S036/E011)