Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru Ferry Paulus menegaskan pihaknya akan meningkatkan sanksi kepada klub-klub yang pendukungnya masih menyalakan flare atau smoke bomb di stadion saat berjalannya Liga 1 2023/2024, Sabtu (1/7).
Kepastian ini dikatakan Ferry ketika ditemui awak media seusai menggelar manager’s meeting bersama 18 klub Liga 1 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin malam.
“Kita juga sampaikan kemarin dalam beberapa partai terakhir di uji coba masih ditemukan flare. Teman-teman klub bersepakat spiritnya mau sedapat mungkin clear dan terbebas dari flare atau smoke bomb,” ucap Ferry.
Pria yang akrab disapa FP itu mengatakan akan meningkatkan sanksi hukuman menyalakan flare setelah melihat beberapa kejadian seperti yang terjadi pada pertandingan uji coba antara PSS Sleman melawan Persib Bandung di Stadion Maguwoharjo, Minggu (25/6).
“Ancang-ancang dari liga rasanya tidak jauh dari kemarin hanya akan ada penanganan lebih ketat dari sistem keamanan yang kita terapkan,” lanjutnya.
Hukuman bagi suporter yang menyalakan flare sebelumnya adalah klub terkait harus membayar denda mulai puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Ferry akan meningkatkan hukuman tersebut, tapi terkait detailnya pria berusia 59 tahun itu mengatakan hukuman menyalakan flare akan disampaikan melalui kode disiplin yang terbaru.
“Bahwa aturan atau sanksi akan dikenakan bagi klub-klub yang melakukan itu semua itu akan disampaikan kembali pada kode disiplin yang baru, itu akan terlihat karena ini menjadi sebuah keharusan ya kita tunggu saja seperti apa regulasinya,” ucap Ferry.
Terkait implementasinya, Ferry menjelaskan pihaknya kini sudah melakukan pelatihan kepada semua klub tentang standar pengamanan pertandingan.
“Teman-teman klub sudah di-training kembali tentang bagaimana tingkat keamanan di masing-masing stadion. Beberapa forum sudah lakukan loka karya terhadap panpel semua karena ada peran mainnya juga,” kata Ferry.
Dengan apa yang sudah dilakukan, mantan petinggi Persija Jakarta itu yakin bahwa di masa depan klub beserta panpel akan semakin paham bagaimana menerapkan sebuah prosedur agar tidak ada kejadian yang sama terkait penyalaan flare dan smoke bomb dalam pertandingan.