Makassar (ANTARA) - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi meninjau toko ritel modern Trasnmart dan Pasar Tradisional Pabaeng-baeng untuk memastikan stok dan harga beras terkendali di Makassar, Sulawesi Selatan.
“Saya sempat melihat kondisi di Makassar, kenapa tidak ada kenaikan (harga beras) karena inflasi. Karena Bulog Makassar minggu pertama bulan Juli sudah menyalurkan SPHP beras ke ritel modern, kita lihat di Transmart,” dia kata di Pasar Tradisional Pabaeng-baeng Makassar, Selasa.
Bayu mengungkapkan, dari hasil pantauan pemerintah melalui data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kemarin, selama sepekan terakhir ada 130 kabupaten kota yang dipantau Kementerian Dalam Negeri mengalami inflasi.
Tapi itu menarik. Katanya, salah satu kota yang tidak mengalami inflasi adalah Kota Makassar.
Pasalnya, menurut mantan Dewan Pengawas Perum Bulog ini, Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras di Makassar disebabkan salah satu faktor lain, yakni Bulog lokal punya stok 13 ribu ton, dan di wilayah kabupaten sekitar Kota Makassar atau di wilayah Maminasata ada tambahan stok 24 ribu ton.
“Jadi hal inilah yang membuat harga beras di Makassar terkendali dan tidak masuk dalam kategori inflasi,” jelas mantan Wakil Menteri Perdagangan ini.
Selain itu, penyaluran beras SPHP pada minggu pertama Juli 2024 ke toko ritel oleh Perum Bulog Cabang Makassar mencapai 18,5 ton.
Sedangkan untuk pasar tradisional seperti ini, kata Bayu, yang sudah tersalurkan sebanyak 74,5 ton.
Selanjutnya pada minggu kedua ditambah di toko ritel modern menjadi 42,2 ton dan di Pasar Tradisional sudah mencapai 100 ton
.Soal serapan panen Raya Juli 2024 disebutkan menyerap 190 ribu ton.
Selanjutnya pada Agustus 2024 diperkirakan meningkat menjadi 640 ribu ton.
Dia meminta pimpinan Perum Bulog Sulsel dan Sulbar memastikan penyerapan beras sekaligus memantau produksinya.
“Kalau bisa kita juga akan pengadaan (beras) di negara sesuai kondisi harga. Kita konsentrasi, supaya apa yang ada di negara bisa dikerjakan,” kata mantan Dewan Pengawas Perum Bulog itu.
Salah satu pedagang di Pasar Pabeng-baeng H. Abdul Latif mendapat survei dari tim Bulog yang menyebutkan bahwa beras yang paling banyak diminati masyarakat adalah beras SPHP dari Bulog.
Apalagi harga per lima kilogramnya masih Rp62.500. Sejauh ini sudah enam ton yang masuk ke pasar dan tiap kota terdistribusi sekitar 1,5 ton.
“Memang ada kenaikan harga beras sekitar Rp 400 rupiah. Namun kenaikannya tidak terlalu tinggi. Dengan adanya beras SPHP ini selain kualitasnya yang bagus juga digemari masyarakat bahkan bisa menurunkan harga beras. harga beras premium merek lain,” ujarnya.
Kepala Kanwil Perum Bulog Sulselbar Akhmad Kholisun menyatakan, stok Perum Bulog di Sulselbar saat ini cukup, tercatat ada 135 ribu ton.
Stok ini sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hingga Maret 2025.
“Jadi, stok kami sangat mencukupi untuk mengantisipasi musim kemarau. Misalnya saat ini sedang berjalan November-Januari. Jika ada kenaikan harga, maka Bulog sangat siap. melakukan intervensi pasar dengan melaksanakan program SPHP, juga dengan bantuan program pangan,” jelasnya.
Sementara itu, Pimpinan Perum Bulog Cabang Makassar Karmila Hasmin Marunta mengungkapkan rasa syukurnya Kota Makassar termasuk salah satu kota yang tidak terkena dampak inflasi akibat kenaikan harga beras.
“Alhamdulillah, seperti yang disampaikan Pak Dirjen tadi, bahwa salah satu kota yang tidak terkena inflasi adalah Kota Makassar. Salah satunya dengan penyaluran beras SPHP kami, baik di pasar tradisional maupun modern, kebutuhannya selalu kami penuhi. dari masyarakat,” ungkapnya.
Berita ini juga telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dirut Bulog Survei Pasar Pastikan Harga Beras di Makassar