Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat melalui Dinas Kesehatan setempat menerima penghargaan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia atas pencapaian dalam program surveilans pada 2023.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar drg Asran Masdy di Mamuju, Selasa, menyampaikan syukur dan terima kasih atas kerja keras semua pihak yang terlibat dalam program surveilans tersebut.
"Pencapaian ini adalah hasil kerja bersama antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Kami akan terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan agar masyarakat Sulbar dapat hidup sehat dan terhindar dari penyakit yang dapat dicegah," kata dia.
Sertifikat penghargaan itu, katanya, diberikan saat pertemuan nasional surveilans PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) yang berlangsung di salah satu hotel di Kota Depok, Jawa Barat.
Pemberian penghargaan itu, sebagai apresiasi atas keberhasilan Sulbar dalam mencapai target Non-Polio Acute Flaccid Paralysis (NPAFP) rate lebih dari dua per 100.000 penduduk berusia di bawah 15 tahun, serta discarded atau bukan campak, bukan rubella dengan rate lebih dari dua per 100.000 penduduk.
"Tentunya, jika tidak dicegah sejak dini akan menyebabkan kecacatan bahkan kematian," ujar Asran Masdy.
Program surveilans Dinas Kesehatan Sulbar telah menunjukkan efektivitas dalam mendeteksi dan menangani kasus-kasus NPAFP serta memastikan kasus-kasus yang dicurigai sebagai campak atau rubella dapat didiskualifikasi dengan tepat.
"Dengan penghargaan ini, diharapkan Sulbar dapat terus menjadi contoh bagi provinsi lain dalam upaya mencapai target kesehatan nasional, serta meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam program imunisasi dan kesehatan lainnya," katanya.
Sertifikat penghargaan tersebut, katanya, akan menjadi motivasi bagi Sulbar untuk terus memperkuat sistem kesehatan, khususnya dalam bidang surveilans dan pengendalian penyakit, guna memastikan kesehatan dan kesejahteraan seluruh masyarakat setempat.