Makassar (ANTARA) - Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional Sulawesi Selatan, Bank Indonesia, dan pelaku industri Easycash menggelar edukasi fintech melalui program Infinity (Indonesian Fintech Youth Community) di Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
"Generasi muda perlu memahami risiko dan tanggung jawab sebagai konsumen layanan keuangan digital, serta menjadi agen literasi keuangan yang dapat menyebarkan pemahaman dan wawasan kepada lingkungan sekitar," ujar Kepala OJK Sulsel Moch Muchlasin di Unhas Makassar, Selasa.
Ia menekankan saat menyampaikan pemaparannya di kegiatan Infinity Goes to Campus 2025 dihadiri ratusan mahasiswa dan dosen di kampus setempat, bahwa pentingnya literasi keuangan dan inklusi keuangan di era digital saat ini.
Goes to campus ini diharapkan dapat mempromosikan pengembangan fintech yang inklusif dan bertanggung jawab, serta meningkatkan kesadaran generasi muda tentang pentingnya literasi keuangan digital.
Acara itu mendapat antusias dari ratusan mahasiswa dan dosen Unhas. Dalam sesi talkshow dan diskusi interaktif, peserta mendalami berbagai aspek keuangan digital dari literasi dasar hingga isu-isu terkini seperti pinjaman online ilegal, investasi bodong, dan maraknya judi online.
AFTECH juga menyuarakan kampanye #GenerasiHebatAntiJudol sebagai bentuk perlawanan terhadap praktik judi online yang menurut PPATK telah memutar dana hingga Rp1,2 triliun.
"Melalui Infinity ini, kami ingin membangun ekosistem yang sehat dengan melibatkan regulator, industri, dan kampus. Generasi muda harus tumbuh dan tahu manfaat, paham risiko dalam penggunaan produk dan layanan fintech," ujar Wakil Sekretaris Jenderal I AFTECH Chrisma Albandjar.
Kegiatan tersebut untuk menjawab tantangan ketimpangan antara akses dan pemahaman literasi dan inklusi keuangan. Data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 mencatat tingkat inklusi keuangan di Sulsel sebesar 88,57 persen, tapi indeks literasi masyarakatnya baru mencapai 36,88 persen.