Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Semester I 2025 tercatat 781,63 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau surplus 358,12 juta dolar AS dengan total impor sebesar 423,51 juta dolar AS.
Kepala BPS Sulsel Aryanto dalam keterangannya di Makassar, Minggu, mengatakan secara kumulatif Sulsel masih tetap surplus dalam perdagangan.
"Kita punya beberapa komoditi andalan di Sulsel seperti nikel. Permintaan ekspor tiap bulannya itu selalu besar dan begitu juga dengan komoditi lainnya," ujarnya.
Aryanto mengatakan hingga saat ini,
Sulsel masih terus mengekspor beberapa komoditas unggulan dan juga mengimpor barang-barang penting lainnya.
Untuk ekspor nilai transaksinya masih tetap lebih baik dari transaksi impor setiap bulan, sehingga daerah bisa terus surplus.
"Kalau kita bandingkan neraca penjualan dan pembelian kita itu, masih surplus dan ini cukup besar," katanya.
Aryanto mengungkapkan bahwa komoditas nikel masih menjadi andalan utama ekspor daerah tersebut pada Juni 2025.
Nilai ekspor nikel tercatat sebesar 76,54 juta dolar Amerika Serikat (AS), yang mencakup 52,79 persen dari total nilai ekspor Sulawesi Selatan pada bulan tersebut.
Posisi kedua ditempati oleh komoditas besi dan baja dengan nilai ekspor mencapai 31,18 juta dolar AS atau sekitar 21,51 persen dari total ekspor.
Diikuti oleh biji-bijian berminyak yang mencatat nilai ekspor sebesar 10,72 juta dolar AS atau 7,39 persen.
Kakao berada di posisi keempat dengan nilai ekspor mencapai 8,80 juta dolar AS (6,07 persen), disusul oleh kelompok komoditas garam, belerang, dan kapur sebesar 7,25 juta dolar AS atau 5,00 persen dari total ekspor.
Sementara itu, untuk komoditas dengan nilai impor terbesar di Sulawesi Selatan adalah gandum-ganduman dengan nilai mencapai 38,63 juta dolar AS atau 33,60 persen dari total impor bulan tersebut.
Diikuti oleh olahan makanan hewan sebesar 21,02 juta dolar AS (18,28 persen), gula dan kembang gula sebesar 13,56 juta dolar AS (11,79 persen), bahan kimia anorganik sebesar 8,73 juta dolar AS (7,60 persen), dan kakao atau coklat sebesar 6,54 juta dolar AS (5,69 persen).

