Maros (ANTARA) - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan pesan perdamaian menyikapi kondisi bangsa saat ini ketika menghadiri Maulid Akbar Tarekat Khalwatiyah Samman di Pattene, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel).
"Umat Islam harus cinta Tanah Air. Harus mencintai negeri, karena cucuran darah juang orang tua kita terdahulu telah memperjuangkan kemerdekaan. Kita harus kompak, bersatu, jangan mau dipecah belah," ucap Menag Nasaruddin Umar di pondok pesantren setempat, Maros, Sabtu.
Menag juga mengajak masyarakat untuk tidak mudah menyalahkan, tapi ikut serta menjaga kehidupan keagamaan tetap rukun. Jangan terlalu gampang memutuskan sesat, apalagi ajaran tertentu itu tidak benar, bid'ah, musyrik. Sebab banyak jalan menuju Tuhan.
Menag Nasaruddin mengandaikan tarekat sebagai jalan yang tidak banyak diketahui orang, bukan jalanan umum. Tetapi itulah tarekat. Jalan tidak populer, maka harus ada yang menunjukkan, ada mursyid sebagai penuntun jalan.
Pada era digital saat ini Menag dia juga mengajak untuk bijak memanfaatkan teknologi. Sebagai bagian dari komunitas, jamaah tarekat, jangan menjadikan ponsel sebagai iblis.
"Artinya, lebih banyak buka ponsel dari pada buka Al Quran. Jangan juga gunakan handphone untuk memfitnah kiri kanan. Saya ingatkan, hindari fitnah," ucap Menag.
Menag menyampaikan sejarah Tarekat Khalwatiyah masuk di Indonesia, termasuk kisah pribadinya bahwa kakeknya salah satu pendiri Khalwatiyah di Kabupaten Bone. Tarekat ini melalui jalur yang legal.
"Tarekat Khalwatiyah merupakan tarekat resmi, berakidah Ahalussunnah Wal Jamaah (Aswaja), mazhab fiqih Syafi’i dan bukan ajaran sesat," ucap Menag Nasaruddin dihadapan ribuan jamaah.
"Peranan orang tua kita dulu dalam kemerdekaan juga besar, melawan penjajah. Bahkan jauh sebelum kemerdekaan, sudah ada Khalwatiyah di Maros. Termasuk nenek saya, ikut berjuang. Saya juga orang Maros, ada nenek saya juga berasal dari Maros," katanya lagi.
Ia berharap bagi orang tua mempercayakan anaknya untuk dididik dalam lingkungan pesantren. "Tujuan kita bertarekat itu, bukan untuk sesuatu yang banyak, tinggi dan besar. Tujuan kita sederhana, baik dunia dan akhirat," katanya.
Menag jani akan membantu pembangunan dan pengembangan Tarekat Khalwatiyah. "Saya akan bantu, tapi tentu tidak boleh melangkahi kewenangan Bupati Maros," ucapnya.
Maulid akbar tersebut dihadiri Bupati Maros Chadir Syam, Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Ali Yafid, Anggota DPRD Sulsel Irfan AB, Kepala Kantor Kemenag Maros H. Muhammad, Ketua MUI KH Syamsul Khalik, Ketua PCNU Maros KH. Ibnu Hajar Arif, dan sejumlah alim ulama serta tokoh masyarakat.
Bupati Maros Chaidir Syam menyampaikan pihaknya telah menetapkan Pettene sebagai Desa Religi. Hal ini terkait acara tahunan Haul Syekh Muhammad Shaleh Puang Lompo yang dirangkaikan dengan maulid akbar selalu dihadiri puluhan ribu orang dari seluruh Indonesia.
Sebagai tuan rumah Pimpinan Tarekat Khalwatiyah Samman Pattene Andi Wahyuddin Malik menyampaikan apresiasi yang tulus atas kehadiran jemaah, pimpinan instansi, dan khususnya Menag Nasaruddin Umar.

