Mamuju (ANTARA) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Eka Putra Budi Nugroho menyebut bahwa sektor perkebunan, terutama sawit serta industri pengolahan, menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi Sulbar.
“Secara keseluruhan, sekitar 47-48 persen pertumbuhan ekonomi Sulbar didominasi oleh sektor perkebunan. Sementara industri pengolahan menopang sekitar 11-12 persen," kata Eka Putra Budi Nugroho, di Mamuju, Selasa.
Ia menegaskan perlunya memperkuat hilirisasi produk perkebunan sebagai strategi meningkatkan daya saing dan menjaga tren pertumbuhan ekonomi.
Selain dua sektor utama tersebut, sektor perdagangan dinilai berpotensi menjadi pendorong ekonomi berikutnya karena terkait langsung dengan aktivitas ritel dan transaksi masyarakat.
"Jika sektor perdagangan kita galakkan, itu bisa menjadi pendorong utama," tegas Eka Putra Budi Nugroho.
Bank Indonesia kata dia, juga menyoroti sektor perikanan sebagai potensi besar Sulbar, mengingat kawasan ini memiliki garis pantai yang panjang, dan termasuk wilayah dengan kontribusi perikanan signifikan di Kawasan Timur Indonesia.
"Potensi perikanan Sulbar sangat besar. Jika dikelola optimal, sektor ini bisa menjadi ujung tombak ekonomi masa depan," kata Eka Putra Budi Nugroho.
Pada kesempatan itu, Eka Putra Budi Nugroho menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Sulbar menunjukkan kinerja menggembirakan. Secara tahunan (year on year/yoy), ekonomi Sulbar tumbuh sekitar 5,8 persen, menempatkan provinsi itu masuk lima besar pertumbuhan ekonomi terbaik secara nasional.
"Ini menjadi salah satu angin segar untuk Provinsi Sulbar. Pemerintah daerah berperan besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus menunjukkan tren positif," ujar Eka Putra Budi Nugroho.
Eka Putra Budi Nugroho menegaskan, Bank Indonesia tetap berkomitmen membantu pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas dan memperkuat pertumbuhan ekonomi.
Salah satu fokus utama Bank Indonesia, adalah mendorong pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai sektor unggulan dan daya saing lokal Sulbar.
"Program BI terus berjalan, terutama pengembangan UMKM yang menjadi andalan daerah," katanya.
Terkait kebijakan Menteri Keuangan dan perkembangan Kredit Usaha Rakyat (KUR), Eka Putra Budi Nugroho menjelaskan, penyaluran KUR secara nasional, termasuk Sulbar, mengalami perlambatan. Hal itu menurutnya dipengaruhi sejumlah faktor yang kini menjadi perhatian bersama.
"Kami akan bekerja sama dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) untuk mencari solusi agar KUR kembali optimal sebagai salah satu tools (alat) untuk mendorong perekonomian rakyat. Ini tantangan besar ke depan," jelas Eka Putra Budi Nugroho.
Untuk data terbaru kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL), Bank Indonesia tambahnya, masih melakukan perhitungan karena adanya keterlambatan waktu pelaporan sekitar dua bulan.

