Makassar (Antara Sulsel) - Dinas Perikanan dan Pertanian (DPP) Kota Makassar, Sulawesi Selatan, melakukan pemeriksaan serta memvaksin 135 ekor sapi milik warga di Kelurahan Tamangapa, Manggala, terkait dengan penyakit antraks di Jawa.
"Pemeriksaan serta pemberian vaksin terjadap ternak milik warga yang berada di sekitar rumah potong hewan (RPH)," kata Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian Makassar Abdul Rahman Bando di Makassar, Kamis.
Ia mengatakan bahwa pemberian vaksin terhadap ternak milik warga itu sekaligus pemberian kartu kontrol yang bertujuan memberikan kartu identitas ternak sebagai tanda kepemilikan hewan.
Rahman mejelaskan bahwa pemberian kartunisasi ternak kepada para pemilik sapi itu agar memudahkan petugas atau bidang kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet) Dinas Perikanan dan Pertanian melakukan penelusuran penyakit pada ternak warga.
"Kami sudah ada data berapa sapi yang diternakkan oleh warga dan berapa yang sudah divaksin. Dengan kartu kontrolnya, akan memudahkan kami melakukan penelusuran jika kemungkinan nanti terjadi apa-apa," katanya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan rutin yang dilakukannya, dia mengklaim jika di Makassar tidak ada penyakit atau endemik yang menyerang ternak warga baik sapi, kambing, maupun unggas.
Adik Bupati Enrekang itu juga mengaku jika lalu lintas hewan, baik yang keluar maupun masuk, selalu diperiksa oleh tim kesehatan dari bidang peternakan.
"Insya Allah, semuanya masih terkontrol karena memang tim saya rutin melakukan kontrol dan pengawasan. Begitu juga dengan lalu lintas ternak yang masuk dan keluar," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Provinsi Sulawesi Selatan Abdul Azis mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan 35.000 vaksin untuk mengantisipasi terjadinya kasus antraks pada ternak di Sulsel.
"Untuk mengantisipasi antraks ini, kami menyiapkan 35.000 vaksin, khususnya di daerah endemik yang pernah ditemukan ada kasus antraks, seperti di Pinrang, dan daerah sekitarnya, seperti Sidrap dan Soppeng," katanya.
Menurut Abdul Azis, sejauh ini khusus di wilayah Sulsel belum ada laporan mengenai kasus antraks, seperti yang terjadi di Pulau Jawa dengan menyerang ternak warga.
"Biasanya kalau ada kasus, kita langsung mendapat laporan melalui telepon, kami sudah memiliki prosedur operasi standar untuk kasus-kasus seperti ini," jelasnya.
Meski demikian, lanjut dia, para petugas kesehatan hewan terus mewaspadai kemungkinan penularan penyakit yang disebabkan oleh bakteri bacillus anthracis ini.
Berita Terkait
Beijing temukan kasus pneumonia antraks mematikan
Selasa, 10 Agustus 2021 10:05 Wib
Dinkes Sulawesi Selatan ingatkan masyarakat waspada antraks
Selasa, 21 Januari 2020 12:16 Wib
Gunung Kidul vaksin 11.616 ekor ternak yang terpapar antraks di Gunung Kidul
Selasa, 21 Januari 2020 7:54 Wib
Pakar Mikrobiologi UGM menduga spora antraks nyaman tumbuh di tanah kapur
Sabtu, 18 Januari 2020 15:20 Wib
Sapi mati mendadak terjadi lagi di Gunung Kidul
Selasa, 27 Agustus 2019 17:46 Wib
ANTISIPASI ANTRAKS DI KOTA MAKASSAR
Kamis, 26 Januari 2017 14:18 Wib
Dinas Peternakan Sulsel Antisipasi Penyebaran Virus Antraks
Selasa, 29 Agustus 2017 21:07 Wib
Disnakkeswan Sulsel Siapkan 35.000 Vaksin Antisipasi Antraks
Kamis, 26 Januari 2017 14:12 Wib