Mamuju (Antara Sulbar) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat melakukan pendampingan untuk pengembangan desa tangguh bencana (destana) di dua kecamatan di daerah itu.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Mamuju Andi Iwan Sumantri, Kamis menyatakan, selama enam hari melakukan pendampingan sebagai tindaklanjut dari pembentukan desa tangguh bencana di Desa Pokkang Kecamatan Kalukku dan Desa Bunde Kecamatan Sempaga.
"Di Kabupaten Mamuju, sudah dua desa yang terbentuk desa tangguh bencana yakni di Desa Pokkang dan Desa Bunde. Pembentukan desa tangguh bencana di dua desa itu dilakukan pada 2015 dan tahun ini adalah pengembangannya. Jadi, semisal kelompok kerjanya belum ada maka kami bentuk pokja begitu pun jika belum ada seksi-seksinya," ujar Andi Iwan Sumantri.
Selain pendampingan, BPBD Mamuju lanjut Andi Iwan Sumantri juga melaksanakan simulasi terhadap penanganan bencana, termasuk bagaimana mengevakuasi korban.
"Pembentukan desa tangguh bencana merupakan upaya mempersiapkan atau memberdayakan masyarakat agar jika terjadi bencana sudah mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan dxan tidak harus lagi menunggu BPBD sehingga dapat meminimalisir dampak dari bencana itu," terang Andi Iwan Sumantri.
Monitoring terhadap pengembangan desa tangguh bencana tersebut tambah ia, akan terus dilakukan hingga akhir tahun ini.
"Pendampingan akan terus kami lakukan sebab masih banyak hal-hal yang perlu dilengkapi seperti, pelaporan dan dokumentasi. Jadi, kami akan terus melakukan pemantauan karena masih terus memberikan sistem pengarahannya," kata Andi Iwan Sumantri.
Ia menyebut bencana yang rawan terjadi di wilayah Kabupaten Mamuju, diantaranya, banjir, abrasi pantai dan longsor.
Sementara itu, Sekretaris BPBD Kabupaten Mamuju Yulius mengatakan, terus melakukan pembinaan kepada masyarakat di sejumlah desa, khususnya di kawasan rawan bencana dalam upaya meningkatkan kewaspadaan dan kemampuan warga saat terjadi bencana.
"Secara rutin kami memberi pelatihan kepada masyarakat di sejumlah desa, khususnya di kawasan rawan bencana, minimal mereka dapat meminimalisir risiko jika terjadi bencana," kata Yulius.
Walaupun tidak seperti daerah lainnya yang rawan terjadi berbagai bencana, namun BPBD Kabupaten Mamuju kata Yulius tetap melakukan langkah-langkah antisipasi, salah satunya melalui pelatihan, seperti yang dilakukan Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan.
Ia juga mengakui, keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki BPBD Kabupaten Mamuju, bukan menjadi penghalang untuk melakukan langkah antisipasi.
"Program mitigasi bencana tetap kami lakukan, walaupun sarana dan prasarana sangat minim. Kami hanya punya satu motor, satu mobil operasional serta speedboat, tetapi itu bukan hambatan untuk melakukan langkah antisipasi. Kami memang sangat berharap, adanya bantuan dari pemerintah, baik kabupaten maupun provinsi agar kelengkapan sarana dan sarana itu bisa terpenuhi sehingga jika terjadi bencana, dampaknya bisa diminimalisir," tutur Yulius.
Berita Terkait
Pemprov Sulbar bangun jembatan dan tanggul di Mamuju
Rabu, 13 November 2024 7:29 Wib
Polres-BPKPD Mamuju Tengah gelar operasi penertiban pajak kendaraan
Jumat, 8 November 2024 16:03 Wib
Pemkab dukung pembangunan Mako Polairud di Mamuju Tengah Sulbar
Jumat, 8 November 2024 5:25 Wib
Kodim Mamuju ajak masyarakat ciptakan pilkada damai
Kamis, 7 November 2024 1:34 Wib
Polisi memperketat pengamanan debat publik kedua Pilkada Mamuju
Rabu, 6 November 2024 20:16 Wib
Balai Wilayah Sungai Sulawesi V resmi terbentuk di Mamuju
Rabu, 6 November 2024 12:32 Wib
Kodim Mamuju bangun sistem pertanian terpadu
Rabu, 6 November 2024 12:03 Wib
Pemprov Sulbar pantau fenomena tanah bergerak di Mamuju Tengah
Selasa, 5 November 2024 0:46 Wib