Makassar (Antaranews Sulsel) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memilih kota Makassar dan Manado sebagai kota percontohan dalam memberikan vaksin human papiloma virus (HPV) yang ditujukan untuk anak perempuan berusia 11-12 tahun.
"Kami datang ke Makassar untuk membahas mengenai teknis vaksin HPV ini agar semuanya bisa berjalan lancar nantinya," ujar Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan drg R Vensya Sitohang di Makassar, Selasa.
Ia mengatakan, pemberian suntikan vaksin kepada anak perempuan yang masih duduk di bangku kelas V sekolah dasar (SD) itu adalah bagian dari program dan upaya pemerintah dalam mengatasi angka kanker serviks.
Melalui dua kota besar di Kawasan Timur Indonesia (KTI) ini diharapkan bisa berjalan lancar pada tanggal pelaksanaannya yang direncanakan pada bulan Oktober 2018.
Dijelaskannya, pemberian imunisasi kepada anak perempuan di usia 11-12 tahun ini dimaksudkan untuk mencegah dan menurunkan angka prevalensi kanker serviks pada perempuan di Indonesia.
"Kalau untuk di KTI itu ada dua kota yakni Makassar dan Manado dan satunya di daerah Jawa, yakni Kota Surabaya. Jadi, ada tiga kota di Indonesia nanti yang jadi pilot project kami," katanya.
Sementara itu, Asisten II Pemerintah Kota Makassar Sittiara Kinang didampingi dengan Kepala Dinas Kesehatan dr Naisyah Tun Azikin menyambut baik rombongan dari kementerian kesehatan yang akan melakukan advokasi dan sosialisasi program demonstrasi imunisasi HPV di Makassar.
"Pada dasarnya kami sangat senang dengan adanya rencana advokasi dan sosialisasi program dari Kemenkes yakni mengenai imunisasi HPV, apalagi angka penduduk khususnya anak perempuan di Makassar juga cukup tinggi," katanya.
Naisyah melanjutkan, pemberian vaksin HPV ini sebagai upaya pencegahan kanker serviks atau leher rahim sejak dini pada anak, apalagi berdasarkan data yang dimilikinya untuk penyakit kanker serviks ini cukup tinggi secara angka dibandingkan dengan penyakit lainnya.
"Di rumah sakit, kanker serviks itu masuk teratas, itu nomor satu, bersanding dengan kanker payudara. Inilah yang ditanggapi oleh Kementerian Kesehatan untuk menangani sejak awal atau dini pada anak usia kelas V SD," ungkapnya.
Naisyah menerangkan bahwa imunisasi HPV ini nantinya tidak akan dipungut biaya sama sekali alias gratis. Sebab program ini merupakan bantuan dari Kementerian Kesehatan RI.
"Jadi vaksin ini gratis, vaksin HPV ini mahal biayanya, satu kali vaksin biayanya bisa mencapai Rp1,2 juta. Ini menjadi berkah untuk kita sebab terpilih di antara puluhan kota-kota lainnya," ucapnya.
"Kami datang ke Makassar untuk membahas mengenai teknis vaksin HPV ini agar semuanya bisa berjalan lancar nantinya," ujar Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan drg R Vensya Sitohang di Makassar, Selasa.
Ia mengatakan, pemberian suntikan vaksin kepada anak perempuan yang masih duduk di bangku kelas V sekolah dasar (SD) itu adalah bagian dari program dan upaya pemerintah dalam mengatasi angka kanker serviks.
Melalui dua kota besar di Kawasan Timur Indonesia (KTI) ini diharapkan bisa berjalan lancar pada tanggal pelaksanaannya yang direncanakan pada bulan Oktober 2018.
Dijelaskannya, pemberian imunisasi kepada anak perempuan di usia 11-12 tahun ini dimaksudkan untuk mencegah dan menurunkan angka prevalensi kanker serviks pada perempuan di Indonesia.
"Kalau untuk di KTI itu ada dua kota yakni Makassar dan Manado dan satunya di daerah Jawa, yakni Kota Surabaya. Jadi, ada tiga kota di Indonesia nanti yang jadi pilot project kami," katanya.
Sementara itu, Asisten II Pemerintah Kota Makassar Sittiara Kinang didampingi dengan Kepala Dinas Kesehatan dr Naisyah Tun Azikin menyambut baik rombongan dari kementerian kesehatan yang akan melakukan advokasi dan sosialisasi program demonstrasi imunisasi HPV di Makassar.
"Pada dasarnya kami sangat senang dengan adanya rencana advokasi dan sosialisasi program dari Kemenkes yakni mengenai imunisasi HPV, apalagi angka penduduk khususnya anak perempuan di Makassar juga cukup tinggi," katanya.
Naisyah melanjutkan, pemberian vaksin HPV ini sebagai upaya pencegahan kanker serviks atau leher rahim sejak dini pada anak, apalagi berdasarkan data yang dimilikinya untuk penyakit kanker serviks ini cukup tinggi secara angka dibandingkan dengan penyakit lainnya.
"Di rumah sakit, kanker serviks itu masuk teratas, itu nomor satu, bersanding dengan kanker payudara. Inilah yang ditanggapi oleh Kementerian Kesehatan untuk menangani sejak awal atau dini pada anak usia kelas V SD," ungkapnya.
Naisyah menerangkan bahwa imunisasi HPV ini nantinya tidak akan dipungut biaya sama sekali alias gratis. Sebab program ini merupakan bantuan dari Kementerian Kesehatan RI.
"Jadi vaksin ini gratis, vaksin HPV ini mahal biayanya, satu kali vaksin biayanya bisa mencapai Rp1,2 juta. Ini menjadi berkah untuk kita sebab terpilih di antara puluhan kota-kota lainnya," ucapnya.