Makassar (Antaranews Sulsel) - Menyampaikan pesan yang bisa ditangkap dengan baik dan berada di keramaian menjadi pilihan strategis bagi pihak Bank Indonesia Wilayah Sulawesi Selatan dalam menghelat Pekan Ekonomi Syariah (PES) 2018 di salah satu mal di Makassar.

Kalangan kelas ekonomi menengah ke atas baik sengaja maupun tidak, tentu akan menikmati sejumlah suguhan menarik yang dihadirkan pada PES 2018 yang berlangsung selama tiga hari yakni 14 - 16 September 2018.

Sedikitnya ada 30 stand pameran yang menyosialisasikan layanan bank syariah bersama mitra binaannya yang menjual aneka produk, mulai dari produk makanan hingga pakaian.

Tak salah jika meminjam istilah "sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui", inilah yang menjadi misi dari kegiatan PES 2018 yang digagas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulsel. Artinya selain memberikan ruang pada pelaku yang bergerak di sektor perbankan syariah, juga membantu pengembangan UMKM yang berbasis syariah dalam memperkenalkan produknya.

Menurut Kepala Kantor Perwakilan BI Sulsel Bambang Kusmiarso, PES 2018 merupakan lanjutan dari Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) 2017 dengan melihat antusiasme masyarakat dan potensi ekonomi syariah di Sulsel cukup tinggi. Kepala KPw BI Sulsel Bambang Kusmiarso disela pembukaan Pekan Ekonomi Syariah 2018 di Makassar, Jumat (14/9). Foto ANTARA/S Mappong/18
Berangkat dari hal itu, lanjut dia, ada tiga pilar dalam pengembangan ekonomi syariah yang ingin disebarluaskan. Pada tahun pertama, lebih difokuskan pada sosialisasi dan komunikasi terkait dengan ekonomi syariah.

Sementara tahun ini mencoba ke pilar pertama yakni akses sektor ril dengan perumpamaan membangun kendaraan besar dengan penumpang yang banyak, bukan kendaraan besar namun penumpangnya sedikit. Artinya ekonomi syariah yang dibangun bukan hanya bisa masuk ke pasar domestik tetapi juga pasar luar negeri.

"Kan sayang kalau potensi pasar kita tidak dikembangkan. Saat ini banyak desaigner kita ke arah sana. Desaigner Sulsel sudah bisa ke pasar nasional dan mancanegara," katanya.

Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk menembus pasar domestik dan mancanegara. Hal ini mengingat potensi ekonomi syariah yang ada di Sulsel itu besar sekali.

Bambang mencontohkan penyelenggaran kegiatan serupa tahun lalu dalam menyosialisasikan ekonomi syariah melalui Fesyar 2017 ternyata jumlah partisipannya lebih besar dari yang diprediksi, misalnya Kota Palopo ditarget 300 partisipan ternyata bisa hadir 600 partisipan dan berminat merealisasikan yang dikampanyekan.

Sementara kegiatan PES 2018, pihaknya juga optimistis bisa sukses seperti tahun sebelumnya. Dengan harapan kesuksesan ini akan mengarah ke pertumbuhan ekonomi yang implikasinya ke tenaga kerja dan nota bene ke masyarakat yang titik akhirnya ke arah kesejahteraan masyarakat.

Agar itu dapat tercapai, paradigma kalau Indonesia dan khususnya Sulsel yang selama ini hanya sebagai buyer (pembeli) dan pangsa pasar, kini harus menjadi player (pemain) bagi seluruh stakeholder termasuk pengusaha untuk menjadikan PES 2018 sebagai momentum menjadikan Sulsel sebagai salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi syariah yang lebih besar.

Dengan demikian, lanjut Bambang, tidak menutup kemungkinan kebangkitan ekonomi syariah berawal dari Sulsel sepanjang semuanya mau bergerak bersama.

Mengenai target transaksi pada PES 2018, Ketua Asosisasi Bank Ekonomi Syariah Indonesia (Asbesindo) Perwakilan Sulsel Kamaruddin Kammisi mengimbuhkan, paling tidak dapat menyamai capaian transaksi pada Fesyar 2017 yakni sekitar Rp30 miliar.

Hal ini melihat tingginya animo masyarakat untuk berkunjung ke mal yang menggelar PES 2018 di Makassar, termasuk gencarnya sosialisasi yang dilakukan masing-masing pelaku perbankan dan ekonomi syariah.

Saat ini, BI bersama Asbesindo juga terus didorong agar pelaku ekonomi dan penggiat pariwisata mendapatkan sertifikasi halal untuk memberikan jaminan dan kenyamanan bagi konsumen.

Termasuk mendorong pemanfaatan potensi tanah wakaf untuk kegiatan ekonomi syariah, karena Sulsel memiliki 10.444 tanah wakaf dengan luas areal sekitar 129 ribu hektare atau sekitar 23 persen total dari luas tanah wakaf nasional.

Mencermati hal tersebut, perlu terus mendorong semangat masyarakat Sulsel untuk membangkitkan potensi daerah dengan berbasis pada ekonomi syariah, termasuk mencoba mempertemukan antara `player` dan `buyer`, juga antara pelaku usaha dan pemberi modal di lapangan.

Perizinan Halal

Jika ada tiga hal yang difokuskan dalam menggiatkan ekonomi syariah pada PES 2018 yakni financial (keuangan), food (makanan) dan fashion (busana) atau 3F, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah pada saat pembukaan kegiatan tersebut menambahkan satu hal yang dinilai sangat penting dalam pengimplementasian di lapangan yakni pengadaan "Kantor Perizinan Halal".

Menurut dia dengan pengadaan Kantor Perizinan Halal itu, maka tidak ada lagi pungutan dan birokrasi yang panjang. Berkaitan dengan hal tersebut, pada era kepemimpinannya untuk program 100 hari itu tidak ada lagi izin yang tidak punya kepastian.

Dia mengatakan, selain dibutuhkan adanya Kantor Perizinan Halal itu, dapat diikuti oleh instutisi lainnya seperti Badan Pertanahan Nasional (BPN), sehingga masyarakat dapat menikmati rumah yang layak dan pihak perbankan harus mendukung hal ini.

Sebagai gambaran, untuk mendapatkan surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dengan luasan tertentu yang seharusnya hanya membayar Rp40 juta, karena adanya pungutan dan birokrasi yang panjang akhirnya harus mengeluarkan Rp200 juta untuk pengurusan IMB.

Menurut dia, pemerintah selaku pelayan masyarakat hendaknya bisa membantu masyarakat untuk mendapatkan dan menikmati rumah yang layak dan tidak berbelit-belit dalam persoalan perizinan dan pihak perbankan juga harus mendukung itu. Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah pada pembukaan Pekan Ekonomi Syariah (PES) 2018 di Makassar,   Jumat (14/9). Foto ANTARA/S. Mappong/18
Mantan Bupati Bantaeng ini berharap ke depan Sulsel harus dapat menjadi contoh di wilayah Indonesia bagian timur. Pasalnya, jika Sulsel berkembang maka wilayah timur juga ikut berkembang.

Oleh karena itu, dalam kepemimpinannya 100 hari ke depan jika masih ada aparatnya yang menghambat perizinan di lapangan, maka harus ditinggalkan dan tidak perlu dipelihara.

Belum lagi jika berkunjung ke wilayah pedesaan atau pesisir, diakui masih banyak yang merintih sulit mendapatkan pinjaman atau modal usaha, sehingga terkadang terjerat hutang dari para rentenir.

Berkaitan dengan hal tersebut, gubernur Sulsel mengajak semua pihak untuk mengangkat derajat masyarakat desa dan pesisir.

"Mari kita sama-sama mencoba mengangkat derajat yang ada di desa dan pesisir. Penyakit kita selama ini ego sektoral yang semestinya dihilangkan, jika ingin perekonomian kita baik," imbaunya.

Dalam upaya mendukung pengembangan ekonomi syariah tersebut, pihak BI Sulsel pada PES 2018 menggelar workshop Sertifikasi Halal bagi pelaku UMKM dan masyarakat umum bersama pihak LPPOM Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel dan Pemprov Sulsel.

Sekretaris MUI Sulsel Prof M Ghalib mengungkapkan, selain perlu dukungan sumber daya manusia (SDM) yang handal, juga pengembangan ekonomi syariah harus ada organisasi pendukungnya yakni Dewan Syariah Nasional (DSN) yang berkoordinasi dengan instansi terkait.

Untuk itu, melalui workshop tersebut pihak MUI Sulsel membantu menyosialisasikan tentang sertifikasi halal sekaligus akan melakukan pendampingan bagi pelaku usaha yang mengurus sertifikasi halal.

Sementara itu, Direktur Kantor Perwakilan BI Sulsel Dwiyatpoetra Soeyasa Besar mengatakan PES 2018 juga mendukung optimalisasi potensi wisata berbasis syariah perlu mendapatkan sertifikasi halal pada produknya.

Setidaknya ada empat aspek utama yang diistilahkan 4A yakni amenity, attraction, accesibility dan accilary atau organisasi/lembaga pendukung yang mengurus destinasi mampu memberikan jaminan pada konsumen.

Khusus pada poin amenity dilakukan dengan mendorong tersedian dan tersertifikasinya makanan halal (halal food), sehingga dapat mendorong peningkatan wisata halal "halal tourism".

Pada PES 2018 yang berlangsung selama tiga hari berbagai kegiatan digelar seperti penandatangan akad pembayaran secara simbolis antara Perbankan Syariah calon debitur, fashion show busana muslimah dan seminar yang mengusung tema "Strategi Cerdas Menembus Pasar Internasional".

Tak ketinggalan kegiatan lomba bernuansa Islami seperti lomba kaligrafi, menari antar TK dan lomba busana muslimah. Sementara kegiatan pameran yang melibatkan perbankan syariah dan mitra binaannya mendapatkan dukungan penuh dari BI Sulsel, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulampua, Asbesindo, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), koperasi syariah, rumah zakat dan retail di Sulsel.

Salah seorang pengujung yang turut terlibat dalam kegiatan PES 2018, Nursiah memberikan apresiasi pada kegiatan yang dihelat BI Sulsel, karena dinilai berbeda dengan pameran dan kegiatan ekonomi pada umumnya.

Menurut dia, selain mendapatkan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang ekonomi syariah, juga dapat berinteraksi langsung dengan pelaku ekonomi dan perbankan, termasuk mengikuti aneka lomba yang bernuansa Islami.

Kini, kemeriahan PES 2018 sudah usai karena sudah ditutup pada Minggu (16/9) malam, namun diharapkan semangat menggelorakan ekonomi syariah dengan menghadirkan legalitas sertifikasi halal ke depan tidak akan berakhir, justeru akan semakin berkembang seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat memahami sistem ekonomi berbasis syariat Islam.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024