Makassar (ANTARA) - Delegasi Uni Eropa dalam kunjungannya di Makassar fokus pada rencana pengelolaan pengurangan karbon di kota itu, sebab Makassar dianggap salah satu kota di Indonesia yang telah memiliki strategi terhadap penanganan tersebut.
"Fokus pengurangan karbon untuk Makassar karena sudah punya strategi, yang sudah siap itu yang segera akan kami selesaikan," ujar Duta Besar Finlandia, Jari Sinkari pada temu wartawan di Goedang Popsa Makassar, Jumat.
Pada kesempatan berbeda, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar, Rusmayani Madjid membenarkan hal tersebut. Kata dia dokumen yang akan dikerjasamakan adalah RAD (Rencana Aksi Daerah) dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Pengurangan emisi GRK tersebut ditargetkan berkurang 29 persen melalui usaha sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional.
"Kerja sama ini pasti akan sangat bermanfaat untuk Pemerintah Kota Makassar karena bantuan seperti ini sangat membutuhkan biaya yang besar," ungkap mantan Kepala Dinas Pariwisata itu.
Olehnya, Rusmayani menjelaskan, dalam dokumen RAD tersebut akan dibuat berbagai kegiatan dari sektor mana saja yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap perubahan GRK.
Target penurunan emisi GRK rencananya akan dimulai tahun 2020-2030 berdasarkan Nationality Determinend Contribution (NDC) bahwa Indonesia akan menurunkan emisi GRK sebesar 834 juta ton CO2e.
Empat sektor sumber emisi yang dimaksudkan yakni energi pada lingkup proses industri dan penggunaan produk, kehutanan dan pengelolaan limbah.
Diketahui, pihak dari delegasi UE yang akan menangani kerja sama tersebut yaitu Global Covenant of Mayors (GCoM) for Climate and Energy. Ini merupakan program yang telah diikuti oleh 18 kabupaten, kota di Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan dunia yang lebih baik dengan komitmen bersama antar wilayah.
"GCoM akan membantu dalam hal CAP (climate action plan) yang nanti tertuang dal RAD Kota Makassar," tambahnya.
Delegasi Uni Eropa foto pada konferensi pers pada kunjungan ke Makassar terkait kerjasama dengan pemerintah Provinsi Sulsel. Kegiatan digelar di Goedang Popsa Makassar, Jumat (5/07/2019). ANTARA Foto/Nur Suhra Wardyah
"Fokus pengurangan karbon untuk Makassar karena sudah punya strategi, yang sudah siap itu yang segera akan kami selesaikan," ujar Duta Besar Finlandia, Jari Sinkari pada temu wartawan di Goedang Popsa Makassar, Jumat.
Pada kesempatan berbeda, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar, Rusmayani Madjid membenarkan hal tersebut. Kata dia dokumen yang akan dikerjasamakan adalah RAD (Rencana Aksi Daerah) dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Pengurangan emisi GRK tersebut ditargetkan berkurang 29 persen melalui usaha sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional.
"Kerja sama ini pasti akan sangat bermanfaat untuk Pemerintah Kota Makassar karena bantuan seperti ini sangat membutuhkan biaya yang besar," ungkap mantan Kepala Dinas Pariwisata itu.
Olehnya, Rusmayani menjelaskan, dalam dokumen RAD tersebut akan dibuat berbagai kegiatan dari sektor mana saja yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap perubahan GRK.
Target penurunan emisi GRK rencananya akan dimulai tahun 2020-2030 berdasarkan Nationality Determinend Contribution (NDC) bahwa Indonesia akan menurunkan emisi GRK sebesar 834 juta ton CO2e.
Empat sektor sumber emisi yang dimaksudkan yakni energi pada lingkup proses industri dan penggunaan produk, kehutanan dan pengelolaan limbah.
Diketahui, pihak dari delegasi UE yang akan menangani kerja sama tersebut yaitu Global Covenant of Mayors (GCoM) for Climate and Energy. Ini merupakan program yang telah diikuti oleh 18 kabupaten, kota di Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan dunia yang lebih baik dengan komitmen bersama antar wilayah.
"GCoM akan membantu dalam hal CAP (climate action plan) yang nanti tertuang dal RAD Kota Makassar," tambahnya.