Melbourne, Asutralia (ANTARA) - Dua orang telah ditemukan dalam kondisi meninggal, tujuh orang hilang dan sedikitnya 100 rumah telah hancur saat kebakaran hutan berkobar di seluruh Australia Timur, kata pemerintah pada Sabtu.

Dinas Pemadam New South Wales (NSW RFS) mengkonfirmasi dua orang telah tewas akibat kebakaran di dekat Glen Innes, lebih dari 550 kilometer (340 mil) di sebelah utara Sydney. Satu mayat ditemukan di satu kendaraan dan seorang perempuan tewas setelah ditemukan menderita luka bakar pada Jumat (8/11). Perdana Menteri NSW Gladys Berejiklian mengatakan kepada wartawan pada Sabtu bahwa tujuh orang lagi tidak ditemukan di seluruh negara bagian tersebut.
"Saya minta maaf untuk mengatakan jumlah itu dapat bertambah selama hari ini," kata Berejiklian.

Itu adalah musim kebakaran semak paling buruk buat Australia dan beberapa bagian negeri tersebut lumpuh akibat kemarau parah, kata Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu.


Komisaris NSW RFS Shane Fitzsimmons mengatakan sedikit temuan dari kebakaran diperkirakan selama pekan depan atau sepanjang bulan musim panas Desember, Januari dan Februari.

"Perkiraan buat keseimbangan musim terus dikendalikan oleh temperatur di atas normal (dan) curah hujan di bawah rata-rata mendominasi beberapa bulan mendatang," kata Fitzsimmons.


Pada Jumat (8/11), dinas pemadam negara bagian mengeluarkan jumlah peringatan darurat yang tak pernah dikeluarkan sebelumnya, dengan 17 titik api diumumkan sebagai tingkat darurat sementara angin kencang dan kondisi kering menyulut kebakaran.

Lebih dari 70 kebakaran berkobar di seluruh negara bagian itu pada Sabtu pagi, sementara peringatan darurat dikeluarkan buat dua di antaranya.

Lebih ke utara, di Queensland, ribuan warga di dekat kota kecil pelancongan Noosa, di Sunshine Coast, bermalam di pusat pengungsian.

Perdana Menteri Queensland Anastasia Paluszek mengatakan pemerintah masih menilai apakah aman buat hampir 2.000 orang untuk pulang ke rumah mereka.

Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan di Twitter kebakaran tersebut "sangat mengerikan" dan pemerintah akan mendukung rakyat.

Sumber: Reuters

Pewarta : Chaidar Abdullah
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024