Makassar (ANTARA) - Organisasi keagamaan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Provinsi Sulawesi Selatan di sela perayaan Imlek 2571 Masehi, tahun 2020 ikut mendoakan agar musibah virus corona yang mewabah di Wuhan dan daerah lain di China serta negara lain segera usai.
"Kita ikut mendoakan agar saudara-saudara kita diberikan kekuatan dan ketabahan di sana menghadapi cobaan ini," ujar Ketua DPD Walubi Sulsel Hendrik Sumitomo di sela sembahyang Meja Tinggi rangkaian perayaan Imlek di Klenteng Xiang Ma, Makasar, Sabtu malam.
Menurut dia, apa yang menimpa warga di Wuhan China dan sebagian negara lain yang terkena wabah virus corona bisa segera lepas dari musibah tersebut. Pihaknya berharap obat segera ditemukan untuk penyembuhan penderitanya.
"Kami hanya bisa mendoakan mereka, dan itu yang bisa kami lakukan, mudah-mudahan ini segera berakhir," paparnya kepada awak media di Klaten itu.
Selain doa, apakah ada bantuan lain akan diserahkan, kata dia, soal itu urusan Walubi pusat. Meski demikian pihaknya siap berkoordinasi bila itu dibutuhkan.
Hendrik juga mendapat kabar ada anak rekannya warga negara Indonesia (WNI) akan tiba di Batam, Riau setelah dievakuasi dari Wuhan. Namun demikian itu, hanya sebatas informasi dan belum bisa dipastikan.
"Dari informasi, teman punya anak sudah dievakuasi, saya dengar hari ini sudah dievakuasi (dari China), mungkin singgah dulu di Batam besok," katanya.
Sementara Ketua Dewan Pembina Ketua Klenteng Xiang Ma Makasar, Kadir Gunawan mengatakan, ibadah Sembahyang Meja Tinggi yang dilakukan juga mendoakan warga di Wuhan, agar tetap kuat menghadapi pandemi virus Corona yang sudah mewabah.
"Kami ikut mendoakan tidak hanya untuk kedamaian dan ketentraman di Sulsel, dan Indonesia, tapi juga saudara kita di Wuhan agar mereka diberikan kekuatan dan lepas dari virus tersebut," harapnya.
Sebelumnya, untuk evakuasi WNI Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan yang dievakuasi dari Wuhan, China, akan transit terlebih dahulu di Natuna, Kepulauan Riau, untuk menjalani protokol kesehatan dalam jangka waktu tertentu, sebelum diperbolehkan bertemu keluarga masing-masing.
"Lokasi yang terpilih adalah Natuna," ujar Hadi dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu.
Menurut Panglima, terdapat sejumlah pertimbangan dipilihnya Natuna yakni pangkalan militer Natuna memiliki fasilitas rumah sakit yang mumpuni dengan kapasitas 300 orang. Tempat itu juga cukup jauh dari permukiman warga. Jarak pangkalan militer dengan permukiman warga sekitar enam kilometer.
"Kita ikut mendoakan agar saudara-saudara kita diberikan kekuatan dan ketabahan di sana menghadapi cobaan ini," ujar Ketua DPD Walubi Sulsel Hendrik Sumitomo di sela sembahyang Meja Tinggi rangkaian perayaan Imlek di Klenteng Xiang Ma, Makasar, Sabtu malam.
Menurut dia, apa yang menimpa warga di Wuhan China dan sebagian negara lain yang terkena wabah virus corona bisa segera lepas dari musibah tersebut. Pihaknya berharap obat segera ditemukan untuk penyembuhan penderitanya.
"Kami hanya bisa mendoakan mereka, dan itu yang bisa kami lakukan, mudah-mudahan ini segera berakhir," paparnya kepada awak media di Klaten itu.
Selain doa, apakah ada bantuan lain akan diserahkan, kata dia, soal itu urusan Walubi pusat. Meski demikian pihaknya siap berkoordinasi bila itu dibutuhkan.
Hendrik juga mendapat kabar ada anak rekannya warga negara Indonesia (WNI) akan tiba di Batam, Riau setelah dievakuasi dari Wuhan. Namun demikian itu, hanya sebatas informasi dan belum bisa dipastikan.
"Dari informasi, teman punya anak sudah dievakuasi, saya dengar hari ini sudah dievakuasi (dari China), mungkin singgah dulu di Batam besok," katanya.
Sementara Ketua Dewan Pembina Ketua Klenteng Xiang Ma Makasar, Kadir Gunawan mengatakan, ibadah Sembahyang Meja Tinggi yang dilakukan juga mendoakan warga di Wuhan, agar tetap kuat menghadapi pandemi virus Corona yang sudah mewabah.
"Kami ikut mendoakan tidak hanya untuk kedamaian dan ketentraman di Sulsel, dan Indonesia, tapi juga saudara kita di Wuhan agar mereka diberikan kekuatan dan lepas dari virus tersebut," harapnya.
Sebelumnya, untuk evakuasi WNI Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan yang dievakuasi dari Wuhan, China, akan transit terlebih dahulu di Natuna, Kepulauan Riau, untuk menjalani protokol kesehatan dalam jangka waktu tertentu, sebelum diperbolehkan bertemu keluarga masing-masing.
"Lokasi yang terpilih adalah Natuna," ujar Hadi dalam konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu.
Menurut Panglima, terdapat sejumlah pertimbangan dipilihnya Natuna yakni pangkalan militer Natuna memiliki fasilitas rumah sakit yang mumpuni dengan kapasitas 300 orang. Tempat itu juga cukup jauh dari permukiman warga. Jarak pangkalan militer dengan permukiman warga sekitar enam kilometer.