Makassar (ANTARA) - Direktur Utama RSUP Wahidin Sudirohusodo (RSWS) Makassar dr Khalid Saleh menyatakan Bupati Luwu Timur Thoriq Husler meninggal dunia akibat penyakit penyerta (komorbid) yang telah dideritanya seperti jantung dan hipertensi.
"Beliau memang pernah terkonfirmasi positif COVID-19 dan memiliki riwayat komorbid penyakit jantung dan hipertensi," ungkap Dokter Khalid di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.
Ia menyebutkan bahwa Bupati Luwu Timur tersebut telah melalui enam kali tes usap, hingga akhirnya pada tes usap terakhir menunjukkan almarhum Thoriq Husler tidak lagi positif COVID-19. Maka ia pun dimakamkan tanpa pemakaman secara COVID-19.
"Hasil pemeriksaan enam kali, awalnya itu positif-positif kemudian negatif, lalu positif-positif dan terakhir negatif. Jadi memang kondisi beliau sudah tidak lagi stabil karena memang punya komorbid," katanya.
Thoriq Husler mulai dirawat di RSUP Wahidin sejak tanggal 14 Desember setelah mendapat perawatan di berbagai rumah sakit lainnya. Ia akhirnya meninggal dunia di RSUP Wahidin sekitar pukul 08.00 pagi.
Terkait tracking kontak Thoriq Husler, dr Khalid mengatakan tidak tahu persis berapa anggota keluarga yang ikut terkonfirmasi COVID-19. Sebab selain Thoriq, tidak ada lagi anggota keluarga lain yang dirawat di RSUP Wahidin Sudirohusodo.
"Setahu saya saat ini, istri almarhum sedang dirawat di RS Grestelina. Hanya itu," ujarnya.
Hal senada juga telah disampaikan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah. Ia menjelaskan bahwa Thoriq sempat dirawat di beberapa rumah sakit dengan status COVID-19, namun karena memiliki penyakit penyerta sehingga harus dirujuk ke RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar.
"Terakhir dirujuk ke RS Wahidin dan kondisi beliau memang banyak komorbid, komplikasi dan sesuai dengan penyampain rumah sakit bahwa beliau sudah negatif. Namun, karena memang kondisi penyakitnya, sehingga beliau sangat sulit tertolong," jelasnya.
"Beliau memang pernah terkonfirmasi positif COVID-19 dan memiliki riwayat komorbid penyakit jantung dan hipertensi," ungkap Dokter Khalid di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.
Ia menyebutkan bahwa Bupati Luwu Timur tersebut telah melalui enam kali tes usap, hingga akhirnya pada tes usap terakhir menunjukkan almarhum Thoriq Husler tidak lagi positif COVID-19. Maka ia pun dimakamkan tanpa pemakaman secara COVID-19.
"Hasil pemeriksaan enam kali, awalnya itu positif-positif kemudian negatif, lalu positif-positif dan terakhir negatif. Jadi memang kondisi beliau sudah tidak lagi stabil karena memang punya komorbid," katanya.
Thoriq Husler mulai dirawat di RSUP Wahidin sejak tanggal 14 Desember setelah mendapat perawatan di berbagai rumah sakit lainnya. Ia akhirnya meninggal dunia di RSUP Wahidin sekitar pukul 08.00 pagi.
Terkait tracking kontak Thoriq Husler, dr Khalid mengatakan tidak tahu persis berapa anggota keluarga yang ikut terkonfirmasi COVID-19. Sebab selain Thoriq, tidak ada lagi anggota keluarga lain yang dirawat di RSUP Wahidin Sudirohusodo.
"Setahu saya saat ini, istri almarhum sedang dirawat di RS Grestelina. Hanya itu," ujarnya.
Hal senada juga telah disampaikan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah. Ia menjelaskan bahwa Thoriq sempat dirawat di beberapa rumah sakit dengan status COVID-19, namun karena memiliki penyakit penyerta sehingga harus dirujuk ke RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar.
"Terakhir dirujuk ke RS Wahidin dan kondisi beliau memang banyak komorbid, komplikasi dan sesuai dengan penyampain rumah sakit bahwa beliau sudah negatif. Namun, karena memang kondisi penyakitnya, sehingga beliau sangat sulit tertolong," jelasnya.