Mantan Pjs Bupati Lutim sebut Thoriq Husler sosok yang merakyat
Makassar (ANTARA) - Mantan Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Luwu Timur Jayadi Nas menyebut almarhum Bupati Luwu Timur Thoriq Husler merupakan sosok pemimpin yang merakyat.
"Pak Husler itu seorang pemimpin merakyat, senantiasa dekat dengan rakyatnya, tidak mengenal kapan dan dimana. Ia tidak memberi jarak antara pimpinan dan orang yang dipimpin ," kata Jayadi di Makassar, Sulsel, Kamis.
Bupati Lutim, Thoriq Husler meninggal dunia di RSUP Wahidin Sudirohusodo, Kamis pagi, setelah sebelumnya mendapat perawatan COVID-19. Hingga akhirnya tes usap terakhir menyatakan Husler terkonfirmasi negatif COVID-19.
Jayadi menilai sosok Husler sebagai pemimpin berbeda dari pemimpin pada umumnya. Ia mengenal Husler dengan karakternya yang sangat lembut, humble (rendah hati) dan bersahabat dengan siapa saja serta memiliki kehidupan sederhana.
Hal ini pula yang dipercaya Jayadi menjadi alasan rakyat Luwu Timur kembali mengamanahkan Husler sebagai pemimpin untuk periode kedua, setelah mengikuti ajang Pilkada (pemilihan kepala daerah) 9 Desember 2020.
"Itulah yang membuat rakyat tetap mempercayakan pak Husler menjadi pemimpin periode kedua. Salah satu pertimbangannya karena kedekatannya dengan rakyat atau para pemilih," ujar Jayadi yang saat ini menjabat Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM PTSP) Sulsel.
Beberapa waktu lalu, Thoriq Husler yang berpasangan Budiman kembali mengikuti pesta demokrasi 9 Desember 2020 untuk bisa memimpin Kabupaten Luwu Timur pada periode ke II. Pasangan Calon Bupati ini pun telah dinyatakan sebagai pemenang oleh KPU Sulsel.
Di masa kampanye inilah, Jayadi mengaku mendapat kesan khusus saat bersama Husler. Mereka berdiskusi mengenai lawan politiknya pada Pilkada Lutim 2020.
"Ketika saya berdiskusi tentang lawannya dalam berkompetisi, dia tidak pernah menjelek-jelekkan lawan politiknya, tidak pernah menganggap remeh lawannya dan terpenting kata pak Husler adalah siapapun yang terpilih itulah yang terbaik menurut rakyat," katanya sembari mengenang kebersamaan dengan Thoriq Husler.
Bukan hanya itu, Husler dinilai sebagai seorang birokrat multitalenta. Kiprahnya yang panjang sebagai birokrat dianggap membawa Husler tahu bagaimana seorang pemimpin melakukan tugas dalam melayani masyarakat.
"Ia memiliki pengalaman baik sebagai birokrat yang begitu panjang. Ini membuatnya tahu persis seluk beluk pelayanan pemerintahan dan bagaimana birokrasi seharusnya dalam melakukan tugas," kata Jayadi.
"Pak Husler itu seorang pemimpin merakyat, senantiasa dekat dengan rakyatnya, tidak mengenal kapan dan dimana. Ia tidak memberi jarak antara pimpinan dan orang yang dipimpin ," kata Jayadi di Makassar, Sulsel, Kamis.
Bupati Lutim, Thoriq Husler meninggal dunia di RSUP Wahidin Sudirohusodo, Kamis pagi, setelah sebelumnya mendapat perawatan COVID-19. Hingga akhirnya tes usap terakhir menyatakan Husler terkonfirmasi negatif COVID-19.
Jayadi menilai sosok Husler sebagai pemimpin berbeda dari pemimpin pada umumnya. Ia mengenal Husler dengan karakternya yang sangat lembut, humble (rendah hati) dan bersahabat dengan siapa saja serta memiliki kehidupan sederhana.
Hal ini pula yang dipercaya Jayadi menjadi alasan rakyat Luwu Timur kembali mengamanahkan Husler sebagai pemimpin untuk periode kedua, setelah mengikuti ajang Pilkada (pemilihan kepala daerah) 9 Desember 2020.
"Itulah yang membuat rakyat tetap mempercayakan pak Husler menjadi pemimpin periode kedua. Salah satu pertimbangannya karena kedekatannya dengan rakyat atau para pemilih," ujar Jayadi yang saat ini menjabat Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM PTSP) Sulsel.
Beberapa waktu lalu, Thoriq Husler yang berpasangan Budiman kembali mengikuti pesta demokrasi 9 Desember 2020 untuk bisa memimpin Kabupaten Luwu Timur pada periode ke II. Pasangan Calon Bupati ini pun telah dinyatakan sebagai pemenang oleh KPU Sulsel.
Di masa kampanye inilah, Jayadi mengaku mendapat kesan khusus saat bersama Husler. Mereka berdiskusi mengenai lawan politiknya pada Pilkada Lutim 2020.
"Ketika saya berdiskusi tentang lawannya dalam berkompetisi, dia tidak pernah menjelek-jelekkan lawan politiknya, tidak pernah menganggap remeh lawannya dan terpenting kata pak Husler adalah siapapun yang terpilih itulah yang terbaik menurut rakyat," katanya sembari mengenang kebersamaan dengan Thoriq Husler.
Bukan hanya itu, Husler dinilai sebagai seorang birokrat multitalenta. Kiprahnya yang panjang sebagai birokrat dianggap membawa Husler tahu bagaimana seorang pemimpin melakukan tugas dalam melayani masyarakat.
"Ia memiliki pengalaman baik sebagai birokrat yang begitu panjang. Ini membuatnya tahu persis seluk beluk pelayanan pemerintahan dan bagaimana birokrasi seharusnya dalam melakukan tugas," kata Jayadi.