Mamuju (ANTARA) - Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Mohammad Ali Chandra menerima kunjungan Manager PT PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Sulbar Ruli Rizaluddin terkait Program Super Sun di desa-desa terpencil di wilayah itu.
"Pertemuan dengan pihak PT PLN UP2K Sulbar tersebut terkait Program Super Sun untuk desa-desa terpencil yang belum teraliri listrik di Sulbar," kata Ali Chandra di Mamuju, Kamis.
Program Super Sun, kata Ali Chandra, sebagai salah satu solusi terhadap tantangan elektrifikasi di Sulbar. "Kami menyampaikan apresiasi atas inovasi ini, yang menjadi jawaban atas tantangan elektrifikasi di Sulbar," ucapnya.
Program Super Sun, menurutnya, sangat relevan sebab masih banyaknya desa-desa di Sulbar yang belum terjangkau listrik akibat kendala geografis.
"Program ini sangat membantu dalam keterjangkauan listrik di desa-desa di wilayah Sulbar yang sulit terjangkau akibat kondisi geografis," ujar Ali Chandra.
Sementara Manager PT PLN UP2K Sulbar Ruli Rizaluddin menjelaskan Program Super Sun menjadi langkah strategis untuk meningkatkan rasio elektrifikasi nasional, sekaligus mendukung pemerataan akses energi.
"Program ini bukan hanya sekadar menghadirkan listrik, tetapi juga mendorong aktivitas ekonomi, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah terpencil," ucapnya.
Melalui implementasi Program Super Sun, kata dia, Provinsi Sulbar diharapkan mampu mempercepat upaya elektrifikasi, sekaligus berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam hal akses energi yang bersih dan terjangkau.
"Kami berharap melalui program ini seluruh wilayah di Sulbar dapat teraliri listrik, sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat yang ada di wilayah pelosok dan terpencil," kata Ruli Rizaluddin.
Program Super Sun adalah inisiatif PLN yang dirancang untuk memberikan akses listrik kepada masyarakat di daerah yang sulit dijangkau. Program ini memanfaatkan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mikro sebagai solusi atas keterbatasan jaringan listrik konvensional.
Dengan kapasitas pembangkit antara 440 hingga 700 Watt peak (Wp), PLTS mikro mampu menyediakan listrik selama 24 jam, memenuhi kebutuhan dasar masyarakat di wilayah terpencil, terutama di pulau-pulau kecil dan daerah dengan akses yang ekstrem.