Makassar (ANTARA) - PT Industri Kapal Indonesia (IKI) Makassar menjadi pelopor gerakan daur ulang (recycle) sampah masker sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Direktur Utama PT IKI Makassar Diana Rosa di Makassar, Jumat, mengatakan gerakan ini melibatkan Golimbah dan Mall Sampah Indonesia, Bank Mandiri Cabang Andalas, BRI cabang Sungguminasa, Pos Logistik Indonesia, Bank Sulselbar, Pegadaian, Pelindo IV dan KNPI.

"Jadi sampah masker yang kita kumpulkan di beberapa instansi bersama Mall Sampah Indonesia, kemudian dikirimkan ke Golimbah di Bandung untuk dilakukan proses recycle," katanya pada acara pelepasan perdana limbah masker di Kantor IKI Makassar.

Ia menjelaskan, awal dari munculnya gerakan daur ulang sampah masker yakni ketika pihaknya melakukan kegiatan bersih-bersih sampah di pantai yang masuk wilayah pengelolaan PT IKI Makassar.

Melihat sampah dari masker bekas yang ikut terbawa arus, kemudian dikumpulkan dan mulailah melakukan gerakan recycle sampah masker. Apalagi saat itu juga sudah ada kebiasaan menggunakan masker berlapis sehingga makin banyak limbah masker.

Menurut dia, pengumpulan sampah masker dilakukan selama dua bulan. Buruh waktu lebih lama untuk mengatur dan merencanakan karena merupakan gerakan awal atau perdana yang butuh persiapan.

"Jadi upaya peduli lingkungan PT IKI terhadap sampah plastik tetap berjalan bersama dengan gerakan recycle sampah masker," ujarnya pada kegiatan yang bertepatan dengan peringatan HUT IKI ke-44 tahun ini.

"Gerakan ini tidak sampai disini, kami sengaja publis dan mengajak khususnya BUMN untuk ikut melakukan hal yang sama. Ini (gerakan) baru di di Sulsel dan kit harapkan menjadi kegiatan nasional," lanjut Diana.

Sementara terkait proses daur ulang, kata dia, setelah tiba di Bandung, Jawa Barat, Golimbah selanjutnya akan mendaur ulang menjadi biji plastik dan akan dikembangkan kembali untuk menjadi hal yang lebih berguna.

"Luar biasa bagaimana Golimbah, selama tiga bulan berfikir diolah menjadi apa. Awalnya sempat ingin dijadikan bahan bakar, namun batal dan  kemudian menjadi biji plastik. Ini juga terus dikembangkan untuk jadi apa lagi," ujarnya.
 

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024