Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama mendorong jajarannya di kantor wilayah kabupaten/kota memasifkan publikasi soal program bantuan pemberdayaan zakat, agar memicu masyarakat untuk berbondong-bondong menjadi pemberi manfaat (muzaki).
"Kita harus melakukan publikasi lebih masif lagi, supaya masyarakat tahu jika kita punya program pemberdayaan ekonomi umat ini sehingga pihak lain juga terdorong untuk ikut membantu," ujar Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag Tarmizi Tohor dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Menurut dia, salah satu hal yang membuat program pemberdayaan zakat tidak tampak di masyarakat karena masih kurangnya publikasi.
Ia mengatakan publikasi penting dilakukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan zakat.
Tanpa adanya publikasi, katanya, program-program yang selama ini dijalankan menjadi seolah-olah tidak ada dan bakal berpengaruh pada tingkat kepercayaan masyarakat untuk berzakat, infak, maupun sedekah.
Ia mencontohkan tentang Baznas. Lembaga pemerintah nonstruktural itu memiliki sejumlah program pemberdayaan, seperti mengelola peternakan, pertanian, dan perikanan, pemberian modal usaha lewat pendampingan, hingga membangun infrastruktur untuk kemaslahatan umat. Program-program tersebut harus dipublikasi dan disosialisasikan kepada masyarakat.
Tarmizi mengatakan kantor Kemenag kabupaten/kota juga harus melakukan pengembangan jaringan sosial kepada sejumlah pemangku kepentingan di daerah untuk mengembangkan program pemberdayaan ekonomi umat.
"Ajak bicara para bupati dan wali kota tentang program ini, mereka pasti akan tertarik untuk bersinergi. Sebab program ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup warganya," kata dia.
Melalui sinergi antarlembaga yang baik, kata dia, program pemberdayaan ekonomi umat akan lebih cepat untuk berkembang dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
"Saat ini sudah ada Baznas dan LAZ (Lembaga Amil Zakat) untuk melakukan pendampingan dan pelatihan kewirausahaan bagi penerima manfaat. Jika program ini berhasil, itu suatu kebanggaan bagi kita semua," kata dia.
Di samping itu, ia mengatakan kegiatan literasi zakat dan wakaf yang dilakukan oleh Kemenag melalui berbagai media sosial dan kunjungan ke perguruan tinggi masih belum cukup.
Ia mengatakan perlunya suatu program nyata berupa pemberdayaan ekonomi umat.
"Saya tidak ingin dalam literasi zakat ini hanya sekadar berbicara tentang teori. Kita harus bisa membuktikan, apa yang harus kita perbuat agar manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat," kata dia.
"Kita harus melakukan publikasi lebih masif lagi, supaya masyarakat tahu jika kita punya program pemberdayaan ekonomi umat ini sehingga pihak lain juga terdorong untuk ikut membantu," ujar Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag Tarmizi Tohor dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Menurut dia, salah satu hal yang membuat program pemberdayaan zakat tidak tampak di masyarakat karena masih kurangnya publikasi.
Ia mengatakan publikasi penting dilakukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan zakat.
Tanpa adanya publikasi, katanya, program-program yang selama ini dijalankan menjadi seolah-olah tidak ada dan bakal berpengaruh pada tingkat kepercayaan masyarakat untuk berzakat, infak, maupun sedekah.
Ia mencontohkan tentang Baznas. Lembaga pemerintah nonstruktural itu memiliki sejumlah program pemberdayaan, seperti mengelola peternakan, pertanian, dan perikanan, pemberian modal usaha lewat pendampingan, hingga membangun infrastruktur untuk kemaslahatan umat. Program-program tersebut harus dipublikasi dan disosialisasikan kepada masyarakat.
Tarmizi mengatakan kantor Kemenag kabupaten/kota juga harus melakukan pengembangan jaringan sosial kepada sejumlah pemangku kepentingan di daerah untuk mengembangkan program pemberdayaan ekonomi umat.
"Ajak bicara para bupati dan wali kota tentang program ini, mereka pasti akan tertarik untuk bersinergi. Sebab program ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup warganya," kata dia.
Melalui sinergi antarlembaga yang baik, kata dia, program pemberdayaan ekonomi umat akan lebih cepat untuk berkembang dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
"Saat ini sudah ada Baznas dan LAZ (Lembaga Amil Zakat) untuk melakukan pendampingan dan pelatihan kewirausahaan bagi penerima manfaat. Jika program ini berhasil, itu suatu kebanggaan bagi kita semua," kata dia.
Di samping itu, ia mengatakan kegiatan literasi zakat dan wakaf yang dilakukan oleh Kemenag melalui berbagai media sosial dan kunjungan ke perguruan tinggi masih belum cukup.
Ia mengatakan perlunya suatu program nyata berupa pemberdayaan ekonomi umat.
"Saya tidak ingin dalam literasi zakat ini hanya sekadar berbicara tentang teori. Kita harus bisa membuktikan, apa yang harus kita perbuat agar manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat," kata dia.