Makassar (ANTARA News) - Perusahaan Daerah Air Minum Makassar membutuhkan anggaran Rp500 miliar untuk melayani pasokan air bersih di wilayah utara dan timur kota Makassar.

"Untuk menjangkau wilayah utara dan timur kota itu membutuhkan investasi sebesar Rp500 miliar agar pelayanan bisa lebih di maksimalkan," ujar Direktur Keuangan PDAM Makassar Asdar Ali di Makassar, Jumat.

Ia mengatakan, dana Rp500 miliar itu untuk membangun dan merehabilitasi jaringan air serta meningkatkan produksi air bersih.

Produksi air bersih dihasilkan PDAM Makassar hingga saat ini hanya berkisar sebanyak 600 liter/detik. Dengan asumsi produksi air ini dianggap belum maksimal karena kedua wilayah itu banyak melayani industri serta rumah tangga.

Menurutnya, untuk melayani kebutuhan pelanggan di kedua wilayah itu membutuhkan produksi air bersih sekitar 1.000 - 1.200 liter/detik. Distribusi air bersih ini juga diharapkan dapat dimaksimalkan secepat mungkin, agar kebutuhan air bersih masyarakat bisa terlaksana.

"Khusus untuk wilayah timur dan utara membutuhkan produksi air bersih yang besar karena pada wilayah timur terdapat banyak kawasan industri. Produksi air bersih saat ini hanya mampu menghasilkan 600 liter/detik yang idealnya itu minimal 1.000 liter/detik," katanya.

Terkait dengan adanya beberapa investor yang tertarik menanamkan investasinya itu, pihaknya menyambut baik rencana kerja sama itu. Namun, pihaknya juga harus melakukan pengkajian secara bersama-sama dengan investor untuk menghitung keuntungan tersebut.

Selain itu, ia menyatakan, pihaknya telah membentuk tim tujuh untuk melakukan pengkajian mengenai upaya dan rencana penjajakan dengan perusahaan asal Singapura tersebut.

Tim tujuh bentukan direksi PDAM itu meliputi konsultan Pemerintah Kota Makassar, akademisi dan para tenaga teknis yang dimiliki PDAM Makassar.

Ia mengakui, sejumlah perusahaan pengelolaan air bersih luar negeri seperti Singapura dan Jepang sudah ada penjajakan. Namun, itu masih sebatas penjajakan karena umumnya, para perusahaan profesional itu meminta waktu kerja sama sekitar 10 hingga 15 tahun.

"Memang ada beberapa perusahaan luar negeri yang telah kami jajaki, namun belum ada yang final. Mereka umumnya meminta waktu kerja sama yang cukup lama antara 10 hingga 15 tahun," tuturnya. (T.KR-MH/S016) 


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024