Mamuju (ANTARA) - Pengungsi pascagempa berkekuatan 5,8 magnitudo yang berada di kompleks stadion di Kota Mamuju ibukota Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) kekurangan tenda darurat.

"Pemerintah di Mamuju sudah membangun tenda darurat untuk para pengungsi di kompleks stadion Mamuju, namun jumlahnya masih dianggap kurang masyarakat," kata Bupati Mamuju Sutinah Suhardi di Mamuju, Rabu.

Ia mengatakan, pengungsi yang jumlahnya mencapai ribuan orang berdatangan dari berbagai arah dari kota Mamuju, kini kesulitan tenda darurat.

Ia meminta, agar Pemerintah Sulbar menurunkan bantuan tenda darurat untuk membantu para pengungsi di kompleks stadion Mamuju.

"Kami telah meminta Pemerintah Sulbar membantu tenda darurat untuk pengungsi di stadion Mamuju, dan pemerintah di Mamuju juga telah menyiapkan fasilitas air bersih dan sarana MCK bagi pengungsi," katanya.

Ia menyampaikan, masyarakat di Mamuju mengungsi setelah gempa terjadi karena khawatir terjadi gempa susulan, seperti pada saat gempa 6,2 magnitudo pada 15 Januari 2021 yang lalu.

"Masyarakat khawatir gempa susulan sehingga memilih mengungsi di daerah ketinggian dan menghindari bangunan tinggi, agar tetap merasa aman," katanya.

Sebelumnya ribuan warga dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat telah meninggalkan Kota Mamuju ke wilayah ketinggian untuk menghindari gempa susulan.

Ribuan warga Kota Mamuju tersebut panik serta berlarian membawa sanak keluarganya mengungsi pada sejumlah titik di wilayah pegunungan Kota Mamuju seperti di Stadion Manakarra Mamuju dan Kantor Bupati Mamuju.

Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis titik gempa berlokasi di laut pada jarak 26 kilometer Kota Mamuju pada kedalaman 10 kilometer, episentrum gempa berada pada koordinat 2,77 lintang selatan dan 118,56 bujur timur.

Dalam gempa tersebut membuat sejumlah bangunan Pemerintah Sulbar mengalami kerusakan ringan dan tidak ada korban jiwa.

Pewarta : M.Faisal Hanapi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024