Makassar (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Selatan memperkenalkan lebih dekat dengan cagar budaya Gedung Mulo melalui Festival Mulo ke-3, sekaligus memediasi kebangkitan UMKM pasca-pandemi COVID-19 melandai.
"Tidak cukup hanya mengajak orang untuk berkunjung ke Gedung Mulo yang merupakan situs cagar budaya yang dilindungi negara melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, tetapi harus ada festival sebagai magnet," kata Kadisbudpar Sulsel Muhammad Jufri disela pembukaan Festival Mulo ke-3 di Makassar, Jumat.
Dia mengatakan, dengan adanya festival ini yang memediasi sekitar 50 UMKM yang bergerak di bidang fashion, kriya dan kuliner ini, pengujung akan berdatangan ke Gedung Mulo sebagai heritage yang juga objek wisata di Kota Makassar, Sulsel.
Gedung Mulo yang merupakan singkatan dari Bahasa Belanda yakni Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) berarsitek Eropa klasik telah dididirikan pada masa pemerintahan kolonial. Gedung tersebut dulunya adalah sebuah sekolah bagi anak-anak Pribumi yang orangtuanya bekerja untuk pemerintahan kolonial.
Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut Jufri, generasi muda perlu mengenal bangunan bersejarah ini, sekaligus mendukung pelaku UMKM agar bangkit kembali dengan membeli produknya.
Sementara itu, salah seorang pelaku UMKM, Sitti Ramlah mengatakan, sangat terbantu dengan adanya Festival Mulo, karena dapat menjajakan produknya tanpa dipungut biaya stand.
"Alhamdulillah, kami bisa memperkenalkan produk kuliner kami pada pembeli maupun yang mau menjadi bapak angkat untuk pengusaha kecil seperti kami," ujarnya.
Sedang salah seorang pengujung, Nurhayati mengatakan, selain dapat menikmati aneka kuliner yang dijajakan di lokasi gedung bersejarah ini, juga dapat menambah wawasan karena ada acara "talk show" dan pelatihan fotografi.
Festival Mulo ke-3 yang digelar 26 - 27 Agustus 2022 yang diikuti para pelaku UMKM, juga didukung oleh sejumlah stakeholder terkait diantaranya Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Sulsel yang diketuai Didi Leonardo Manaba dan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Sulsel diketuai Andry S Arief Bulu.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Selatan Muhammad Jufri (kiri) bersama Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Susel Andry S Arief Bulu memperlihatkan produk UMKM disela pembukaan Festival Mulo ke-3 di lokasi cagar budaya Gedung Mulo, Makassar, Jumat (26/8/2022). Antara/ Suriani Mappong
"Tidak cukup hanya mengajak orang untuk berkunjung ke Gedung Mulo yang merupakan situs cagar budaya yang dilindungi negara melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, tetapi harus ada festival sebagai magnet," kata Kadisbudpar Sulsel Muhammad Jufri disela pembukaan Festival Mulo ke-3 di Makassar, Jumat.
Dia mengatakan, dengan adanya festival ini yang memediasi sekitar 50 UMKM yang bergerak di bidang fashion, kriya dan kuliner ini, pengujung akan berdatangan ke Gedung Mulo sebagai heritage yang juga objek wisata di Kota Makassar, Sulsel.
Gedung Mulo yang merupakan singkatan dari Bahasa Belanda yakni Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) berarsitek Eropa klasik telah dididirikan pada masa pemerintahan kolonial. Gedung tersebut dulunya adalah sebuah sekolah bagi anak-anak Pribumi yang orangtuanya bekerja untuk pemerintahan kolonial.
Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut Jufri, generasi muda perlu mengenal bangunan bersejarah ini, sekaligus mendukung pelaku UMKM agar bangkit kembali dengan membeli produknya.
Sementara itu, salah seorang pelaku UMKM, Sitti Ramlah mengatakan, sangat terbantu dengan adanya Festival Mulo, karena dapat menjajakan produknya tanpa dipungut biaya stand.
"Alhamdulillah, kami bisa memperkenalkan produk kuliner kami pada pembeli maupun yang mau menjadi bapak angkat untuk pengusaha kecil seperti kami," ujarnya.
Sedang salah seorang pengujung, Nurhayati mengatakan, selain dapat menikmati aneka kuliner yang dijajakan di lokasi gedung bersejarah ini, juga dapat menambah wawasan karena ada acara "talk show" dan pelatihan fotografi.
Festival Mulo ke-3 yang digelar 26 - 27 Agustus 2022 yang diikuti para pelaku UMKM, juga didukung oleh sejumlah stakeholder terkait diantaranya Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Sulsel yang diketuai Didi Leonardo Manaba dan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Sulsel diketuai Andry S Arief Bulu.