Mamuju (ANTARA) - Penjabat Gubernur Sulawesi Barat Akmal Malik bersama Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto mengunjungi Provinsi Jeoungju Korea Selatan guna mempelajari sistem smart farming atau pertanian presisi sebagai upaya mewujudkan pertanian modern.
"Kita mempelajari sistemnya, cara kerjanya, metode pembangunan smart farming di sini (Provinsi Jeoungju, Korea Selatan) untuk kemudian bisa kita aplikasikan di Sulbar," kata Akmal Malik, melalui rilis yang diterima Antara, di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan kunjungan ke Korea Selatan itu sepenuhnya atas undangan dan didukung pembiayaan oleh e-World.co.Ltd, yang merupakan sebuah perusahaan yang bergerak pada pembangunan smart farming dan pengembangan kesehatan masyarakat.
Rangkaian kunjungannya di Jeongju yang dimulai sejak Senin (13/3), Penjabat Gubernur bersama rombongan berkunjung ke Green House, sebuah perkebunan tomat terbesar di Korea Selatan, dilanjutkan dengan mengunjungi Departemen Mushroom dan departemen operasi khusus ginseng.
"Kami juga melihat aplikasi percontohan aquaponik salad sayur yang dikelola petani milenial Korea," ujar Akmal Malik.
Kunjungan di Korea Selatan itu juga mencakup beberapa lokasi smart farming strowberry yang dikelola dengan mengadopsi teknologi Belanda, juga melihat beberapa kelompok tani strawberry yang menggunakan teknologi Korea untuk smart farming kebun strawberry.
"Yang bisa diaplikasikan juga adalah, saat kami berkunjung ke lokasi peternakan sapi modern seluas tiga hektare yang menggunakan teknologi tepat guna, hanya dikendalikan oleh satu orang saja untuk mengurus 500 ekor sapi," terang Akmal Malik.
Agenda kunjungan ke Korea Selatan itu, Akmal Malik mengaku juga melihat sekolah perawat kesehatan tertua di Jeongju, yakni Jesus University.
Sekolah keperawatan tersebut dibangun sejak tahun 1950, hingga sekarang berkembang menjadi sekolah keperawatan terbaik di Jeongju.
"Pihak Jesus University berharap Sulbar berkenan mengirim siswa keperawatan untuk dididik dengan sistem pendidikan USA di sana, karena sebagian besar alumninya bekerja di USA," kata Akmal Malik.
"Kita mempelajari sistemnya, cara kerjanya, metode pembangunan smart farming di sini (Provinsi Jeoungju, Korea Selatan) untuk kemudian bisa kita aplikasikan di Sulbar," kata Akmal Malik, melalui rilis yang diterima Antara, di Mamuju, Rabu.
Ia mengatakan kunjungan ke Korea Selatan itu sepenuhnya atas undangan dan didukung pembiayaan oleh e-World.co.Ltd, yang merupakan sebuah perusahaan yang bergerak pada pembangunan smart farming dan pengembangan kesehatan masyarakat.
Rangkaian kunjungannya di Jeongju yang dimulai sejak Senin (13/3), Penjabat Gubernur bersama rombongan berkunjung ke Green House, sebuah perkebunan tomat terbesar di Korea Selatan, dilanjutkan dengan mengunjungi Departemen Mushroom dan departemen operasi khusus ginseng.
"Kami juga melihat aplikasi percontohan aquaponik salad sayur yang dikelola petani milenial Korea," ujar Akmal Malik.
Kunjungan di Korea Selatan itu juga mencakup beberapa lokasi smart farming strowberry yang dikelola dengan mengadopsi teknologi Belanda, juga melihat beberapa kelompok tani strawberry yang menggunakan teknologi Korea untuk smart farming kebun strawberry.
"Yang bisa diaplikasikan juga adalah, saat kami berkunjung ke lokasi peternakan sapi modern seluas tiga hektare yang menggunakan teknologi tepat guna, hanya dikendalikan oleh satu orang saja untuk mengurus 500 ekor sapi," terang Akmal Malik.
Agenda kunjungan ke Korea Selatan itu, Akmal Malik mengaku juga melihat sekolah perawat kesehatan tertua di Jeongju, yakni Jesus University.
Sekolah keperawatan tersebut dibangun sejak tahun 1950, hingga sekarang berkembang menjadi sekolah keperawatan terbaik di Jeongju.
"Pihak Jesus University berharap Sulbar berkenan mengirim siswa keperawatan untuk dididik dengan sistem pendidikan USA di sana, karena sebagian besar alumninya bekerja di USA," kata Akmal Malik.