Mamuju (ANTARA) - Konstruksi bangunan Kantor Gubernur Sulawesi Barat dirancang tahan dari gempa hingga magnitudo 8,5, kata Manajer Proyek Pembangunan Kantor Gubernur Sulbar Danang Wicaksana.

"Seluruh material yang digunakan juga berstandar SNI," kata dia di Mamuju, Senin.

Rehabilitasi dan rekonstruksi Kantor Gubernur Sulbar yang rusak akibat diguncang gempa berkekuatan magnitudo 6,2 pada 15 Januari 2021 itu, dijadwalkan rampung pada September 2023.

Rehabilitasi dan rekonstruksi Kantor Gubernur yang dikerjakan PT Brantas Abipraya dengan anggaran Rp109,3 miliar itu, mulai dikerjakan pada 2022.

Danang mengaku optimistis dapat menyelesaikan pengerjaan bangunan sesuai target, dengan melakukan serah terima sebanyak dua kali.

"Secara kontrak, harusnya selesai di September, tetapi kami optimistis empat bulan lebih cepat sudah bisa serah terima di Juli 2023," ujar dia.

Penjabat Gubernur Sulbar Akmal Malik menyampaikan apresiasi atas progres pengerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi Kantor Gubernur Sulbar tersebut.

Ia melihat progres pengerjaan telah melampaui target

"Pekerjaan ini selesai September 2023, tetapi sampai Maret sudah sampai di titik topping off. Ini tidak lepas dari inovasi PT Brantas. Kami kaget capaian bisa secepat ini," ucap dia.

Ia meminta percepatan serta akselerasi pengerjaan kantor gubernur yang memiliki konstruksi tahan gempa dan juga mendapat sertifikasi "green building" sebagai simbol penyelenggaraan pemerintahan di Sulbar.

Selain itu, tambahnya, konstruksi bangunan juga harus menggunakan arsitektur dan material lokal dan memberdayakan SDM lokal Sulbar.

"Struktur bangunan menjadi hal penting adalah tiang yang jumlahnya ada 227. Artinya, dari sisi struktur sudah sangat kuat sekali menahan bangunan yang hanya tiga lantai," kata Akmal Malik.

Pewarta : Amirullah
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024