Makassar (ANTARA Sulsel) - Surplus produksi garam rakyat di Kabupaten Takalar, Sulsel sekitar 6.000 ton per tahun belum terserap industri pengolahan garam.

"Selama ini produksi garam rakyat mencapai 1,9 juta ton dan yang dikonsumsi serta didistribusikan di Sulsel baru 1,3 juta ton," kata Kadis Kelautan dan Perikanan Kabupaten Takalar Achmad Rivai menanggapi potensi tambak garam di wilayahnya, Kamis.

Dia mengatakan, dari total produksi garam tersebut masih terdapat sekitar 6.000 ton yang belum dimanfaatkan, sehingga petambak garam belum mendapatkan nilai tambah.

Menurut dia, belum terserapnya surplus garam di Takalar, karena dari kadar kalium kloridanya belum memenuhi standar yang ditetapkan industri garam nasional.

"Garam yang dihasilkan di Takalar hanya memiliki kadar kalium klorida sekitar 78 persen, sementara yang disyarakatkan industri pengolahan garam nasional adalah 97 persen," katanya.

Berkaitan dengan hal tersebut, dia berharap, ada industri pengolahan garam yang dapat menjadi bapak angkat bagi para petambak garam di Takalar.

Hal itu dimaksudkan, agar produksi garam rakyat dapat ditingkatkan kualitasnya, sehingga surplus garam di daerah tersebut tidak terbuang percuma.

Selain itu, surplus di Kabupaten Takalar dapat menjadi produksi garam nasional yang produknya dapat dinikmati konsumen yang lebih luas, bukan hanya di Kabupaten Takalar dan sekitarnya. B Situmorang

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024