Mamuju (ANTARA) - Kodim 1418 Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menyediakan makanan bergizi untuk mencegah bertambahnya jumlah penderita stunting di Mamuju.
Komandan Kodim (Dandim) 1418 Kolonel Inf M Imasfy SE di Mamuju, Kamis, mengatakan, Kodim Mamuju bekerja sama dengan Dinas Keamanan Pangan Provinsi Sulbar dan BKKBN Sulbar terus melakukan program penanganan stunting di Mamuju.
Kodim Mamuju melaksanakan sosialisasi program tersebut dengan memberikan bantuan makanan bergizi kepada balita dan ibu hamil.
“Melalui kegiatan dengan tema 'TNI Bersama Rakyat Wujudkan Keluarga Sehat dan Sejahtera' ini, diberikan sembako bergizi kepada anak balita dan ibu hamil untuk mencegah stunting,” ujarnya.
Menurutnya, stunting disebabkan oleh kekurangan gizi yang kronis atau akut sehingga anak mengalami gagal tumbuh, dan dapat berakibat pada penurunan kualitas sumber daya manusia di kemudian hari.
Untuk mencegah stunting diperlukan peningkatan pengetahuan orang tua dan calon orang tua tentang pola asuh anak yang dimulai sejak dalam kandungan, dan juga melalui program KB.
“Hal-hal penting ini harus dilakukan untuk mengurangi risiko dan mewujudkan Indonesia yang bebas stunting,” ujarnya.
Kodim Mamuju menjadi bapak asuh stunting untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan rencana pembangunan jangka panjang (2005-2024), yaitu mewujudkan pembangunan kesehatan yang lebih terfokus pada upaya kesehatan preventif dan promotif untuk menghadapi berbagai tantangan pembangunan kesehatan .
“Tantangan kesehatan yang dihadapi pemerintah seperti triple burden yaitu tingginya angka penyakit menular, dan meningkatnya penyakit tidak menular serta munculnya penyakit yang seharusnya bisa diatasi,” ujarnya.
Dikatakannya, di Kabupaten Mamuju masih terdapat risiko keluarga stunting yang sangat tinggi yang dapat menurunkan kualitas SDM di masa mendatang sehingga perlu disikapi bersama oleh pemerintah dan TNI.
Berdasarkan data pemerintah, Kabupaten Mamuju merupakan penyumbang angka stunting terbesar ketiga di Sulbar yang mencapai 33 persen setelah Kabupaten Polman sekitar 36 persen dan Majene 35 persen sehingga tentu saja kasus stunting harus segera diturunkan.*
Komandan Kodim (Dandim) 1418 Kolonel Inf M Imasfy SE di Mamuju, Kamis, mengatakan, Kodim Mamuju bekerja sama dengan Dinas Keamanan Pangan Provinsi Sulbar dan BKKBN Sulbar terus melakukan program penanganan stunting di Mamuju.
Kodim Mamuju melaksanakan sosialisasi program tersebut dengan memberikan bantuan makanan bergizi kepada balita dan ibu hamil.
“Melalui kegiatan dengan tema 'TNI Bersama Rakyat Wujudkan Keluarga Sehat dan Sejahtera' ini, diberikan sembako bergizi kepada anak balita dan ibu hamil untuk mencegah stunting,” ujarnya.
Menurutnya, stunting disebabkan oleh kekurangan gizi yang kronis atau akut sehingga anak mengalami gagal tumbuh, dan dapat berakibat pada penurunan kualitas sumber daya manusia di kemudian hari.
Untuk mencegah stunting diperlukan peningkatan pengetahuan orang tua dan calon orang tua tentang pola asuh anak yang dimulai sejak dalam kandungan, dan juga melalui program KB.
“Hal-hal penting ini harus dilakukan untuk mengurangi risiko dan mewujudkan Indonesia yang bebas stunting,” ujarnya.
Kodim Mamuju menjadi bapak asuh stunting untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan rencana pembangunan jangka panjang (2005-2024), yaitu mewujudkan pembangunan kesehatan yang lebih terfokus pada upaya kesehatan preventif dan promotif untuk menghadapi berbagai tantangan pembangunan kesehatan .
“Tantangan kesehatan yang dihadapi pemerintah seperti triple burden yaitu tingginya angka penyakit menular, dan meningkatnya penyakit tidak menular serta munculnya penyakit yang seharusnya bisa diatasi,” ujarnya.
Dikatakannya, di Kabupaten Mamuju masih terdapat risiko keluarga stunting yang sangat tinggi yang dapat menurunkan kualitas SDM di masa mendatang sehingga perlu disikapi bersama oleh pemerintah dan TNI.
Berdasarkan data pemerintah, Kabupaten Mamuju merupakan penyumbang angka stunting terbesar ketiga di Sulbar yang mencapai 33 persen setelah Kabupaten Polman sekitar 36 persen dan Majene 35 persen sehingga tentu saja kasus stunting harus segera diturunkan.*