Kuala Lumpur (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur menggandeng sejumlah pelaku ekonomi kreatif Indonesia untuk mempromosikan produk mereka di NusaFest yang digelar di Bandar Malaysia, Kuala Lumpur, pada 8-9 Juli 2023.
Koordinator Fungsi Bidang Ekonomi KBRI Kuala Lumpur Hendra P Iskandar mengatakan dengan persiapan yang relatif singkat yaitu sekitar dua minggu, beberapa pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari Provinsi Riau, Aceh, Bengkulu dan Sumatera Barat siap untuk menampilkan produk mereka di Warung Nusa yang ada dalam ajang NusaFest.
“Dari Provinsi Riau itu dari NZ Craft, Tamadun dan juga dari Pemerintah Kota Pekanbaru. Jadi ini bukan yang pertama, dari Riau ini setiap kali ada acara selalu kita undang dan datang dengan modal sendiri. Jadi memang UMKM yang punya semangat yang luar biasa,” kata Hendra.
Bahkan NZ Craft, menurut Hendra, sekarang sudah mulai bekerja sama dengan salah satu butik ternama di Malaysia. Meski bekerja sama, namun produk tenun batik tersebut tetap akan menggunakan merek Indonesia.
Untuk Bawadi Coffee yang merupakan kopi dari Aceh, ia mengatakan sedang mencari rekan kerja. “Insya Allah dalam waktu satu bulan akan buka kedai di sini (Kuala Lumpur)”.
Sedangkan Bencoolen Coffee dari Bengkulu, saat ini disebutnya sedang melebarkan sayapnya, bukan hanya kopi tapi juga menawarkan eco-tourism. Mereka akan membuat rangkaian kegiatan olah raga sepeda, bahkan ke depannya dikaitkan dengan Tour Langkawi.
Sementara peserta lainnya yakni masakan Padang dari Sari Ratu yang memang sudah memiliki nama. Dan mereka yang pembeli rata-rata memang mencari cita rasa masakan padang yang otentik.
“Jadi walaupun enggak terlalu besar tapi cukup mewakili dan merepresentasikan Indonesia,” ujar dia.
Hendra menyatakan KBRI Kuala Lumpur akan selalu mendukung UMKM dan pelaku ekonomi kreatif yang memang benar-benar berminat.
Kegiatan NusaFest, menurut dia, pertama kali disampaikan kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat berkunjung ke Malaysia, sehingga pemerintah selalu menyelipkan promosi ekonomi kreatif dalam kegiatan musik dan gaya hidup tersebut.
Diharapkan, dengan cara mempromosikan makanan, pakaian dan gaya hidup itu nantinya bisa merambah ke pariwisata.
Pendiri sekaligus Pejabat tertinggi Eksekutif Bawadi Caffe Teuku Bawadi mengatakan kesempatan dapat mengikuti ajang NusaFest juga karena adanya dukungan dari KBRI Kuala Lumpur. Dan keikutsertaan mereka di sana juga sebagai promosi untuk kembali bangkit pascapandemi COVID-19.
Kegiatan NusaFest yang juga diikuti oleh warung-warung kopi dari UKM Malaysia itu bisa menjadi kesempatan mempromosikan sekaligus memberikan sampel kopi Gayo yang menjadi produk andalan mereka, mengingat bisnis utama usahanya menjual kopi, ujar Teuku Bawadi.
Sementara itu, pemilik usaha Siomay Jakarta Bang Oja Rozadiaz mengatakan mendapatkan animo yang baik dari pengunjung NusaFest meski baru bisa dapat ikut bergabung di hari kedua. Siomay dan pukis yang ditawarkan merupakan kuliner yang diproduksi sendiri oleh istri dan anaknya.
Koordinator Fungsi Bidang Ekonomi KBRI Kuala Lumpur Hendra P Iskandar mengatakan dengan persiapan yang relatif singkat yaitu sekitar dua minggu, beberapa pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari Provinsi Riau, Aceh, Bengkulu dan Sumatera Barat siap untuk menampilkan produk mereka di Warung Nusa yang ada dalam ajang NusaFest.
“Dari Provinsi Riau itu dari NZ Craft, Tamadun dan juga dari Pemerintah Kota Pekanbaru. Jadi ini bukan yang pertama, dari Riau ini setiap kali ada acara selalu kita undang dan datang dengan modal sendiri. Jadi memang UMKM yang punya semangat yang luar biasa,” kata Hendra.
Bahkan NZ Craft, menurut Hendra, sekarang sudah mulai bekerja sama dengan salah satu butik ternama di Malaysia. Meski bekerja sama, namun produk tenun batik tersebut tetap akan menggunakan merek Indonesia.
Untuk Bawadi Coffee yang merupakan kopi dari Aceh, ia mengatakan sedang mencari rekan kerja. “Insya Allah dalam waktu satu bulan akan buka kedai di sini (Kuala Lumpur)”.
Sedangkan Bencoolen Coffee dari Bengkulu, saat ini disebutnya sedang melebarkan sayapnya, bukan hanya kopi tapi juga menawarkan eco-tourism. Mereka akan membuat rangkaian kegiatan olah raga sepeda, bahkan ke depannya dikaitkan dengan Tour Langkawi.
Sementara peserta lainnya yakni masakan Padang dari Sari Ratu yang memang sudah memiliki nama. Dan mereka yang pembeli rata-rata memang mencari cita rasa masakan padang yang otentik.
“Jadi walaupun enggak terlalu besar tapi cukup mewakili dan merepresentasikan Indonesia,” ujar dia.
Hendra menyatakan KBRI Kuala Lumpur akan selalu mendukung UMKM dan pelaku ekonomi kreatif yang memang benar-benar berminat.
Kegiatan NusaFest, menurut dia, pertama kali disampaikan kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat berkunjung ke Malaysia, sehingga pemerintah selalu menyelipkan promosi ekonomi kreatif dalam kegiatan musik dan gaya hidup tersebut.
Diharapkan, dengan cara mempromosikan makanan, pakaian dan gaya hidup itu nantinya bisa merambah ke pariwisata.
Pendiri sekaligus Pejabat tertinggi Eksekutif Bawadi Caffe Teuku Bawadi mengatakan kesempatan dapat mengikuti ajang NusaFest juga karena adanya dukungan dari KBRI Kuala Lumpur. Dan keikutsertaan mereka di sana juga sebagai promosi untuk kembali bangkit pascapandemi COVID-19.
Kegiatan NusaFest yang juga diikuti oleh warung-warung kopi dari UKM Malaysia itu bisa menjadi kesempatan mempromosikan sekaligus memberikan sampel kopi Gayo yang menjadi produk andalan mereka, mengingat bisnis utama usahanya menjual kopi, ujar Teuku Bawadi.
Sementara itu, pemilik usaha Siomay Jakarta Bang Oja Rozadiaz mengatakan mendapatkan animo yang baik dari pengunjung NusaFest meski baru bisa dapat ikut bergabung di hari kedua. Siomay dan pukis yang ditawarkan merupakan kuliner yang diproduksi sendiri oleh istri dan anaknya.