Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menambah area tanam padi seluas 80.619 hektare (ha) untuk menghadapi dampak El Nino yang menyebabkan kekeringan dan kemungkinan gagal panen.

Penambahan area tanam ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional (Gernas) Pemerintah Pusat yang membutuhkan penambahan area tanam seluas 500.000 ha dalam setahun.

"Kita butuh penambahan area tanam karena hampir pasti semua yang teridentifikasi sawah-sawah terkena dampak El Nino itu tidak bisa berproduksi. Kita di Sulsel ditargetkan oleh Kementerian Pertanian hampir 81.000 ha," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPH-Bun) Sulsel Imran Jausi di Makassar, Senin.

Puluhan ribu area tanam tambahan ini disebar di 11 kabupaten/kota seperti Kabupaten Jeneponto, Maros, Wajo, Pinrang, Soppeng, Enrekang, Luwu, Tana Toraja, Gowa, Bone, Palopo, Luwu Timur dan Luwu Utara.

Pemerintah Pusat melalui Dinas TPH Bun Sulsel tengah mendistribusikan bibit, benih dan pupuk untuk 11 daerah tersebut mulai Agustus hingga September guna menjaga produksi pertanian tetap aman.

"Ada juga beberapa kabupaten/kota yang kita ajak, artinya semakin banyak yang bisa semakin baik. Sekarang kan puncaknya kita mulai menanam di Agustus dan September," urai Imran.

Dia juga menekankan bahwa dalam penanganan gagal panen akibat El Nino, tidak lagi berbicara dalam konteks kebutuhan padi per kabupaten, namun disiapkan untuk kebutuhan Provinsi Sulawesi Selatan.

"Petani yang siapkan lahannya, kemudian oleh pemerintah pusat itu menyiapkan bibit, benih dan pupuknya. Itu supaya produksi tetap terjaga, jadi pemerintah itu membantu benihnya," kata Imran.

Baca juga: Mendagriminta pemda salurkan bansos dan optimalkan penggunaan BTT

Sebelumnya, Dinas TPH Bun Sulsel telah melakukan pemetaan zona terhadap area tanam yang berisiko gagal panen dari dampak El Nino. Tiga daerah yang masuk dalam zona merah yakni Kabupaten Bone, Soppeng dan Wajo.

Kendati demikian, tidak semua area ini terdampak namun hanya beberapa wilayah atau desa. Pemetaan yang dilakukan juga merujuk pada data 3-5 tahun terakhir.

"Di situ kekeringan parah, hampir rata-rata 5000 hektar dalam setahun," katanya.

Pada wilayah yang masuk zona kuning, akan diintervensi melalui manajemen air yang baik, air sumur, pengadaan embun dan lainnya.

Maka dengan penambahan luas tanam ini, Pemprov Sulsel akan melakukan pengawalan maksimal di lapangan melalui kolaborasi bersama dari penyuluh pertanian, tenaga lapangan, hingga pihak Polda juga ikut mengawal.
  Ilustrasi. Area sawah di Kawasan Wisata Rammang-rammang, Maros, Sulsel. ANTARA/Nur Suhra Wardyah

Berita inijuga  telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemprov Sulsel tambah area tanam 80.619 ha hadapi dampak el nino

Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024