Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyiapkan tambahan areal tanam untuk menghadapi kemarau panjang dampak El Nino, setelah sekitar 153 hektare areal tanaman padi di wilayah Kabupaten Maros dan sekitarnya mengalami puso.
"Areal pertanian khususnya tanaman pangan banyak yang mengalami kondisi berat akibat kekeringan dan kondisi sedang karena itu harus dilakukan intervensi," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPH-Bun) Sulsel Imran Jausi di Makassar, Kamis.
Dia mengatakan, di tiap daerah yang terkena dampak kekeringan dilakukan intervensi dengan menyediakan air melalui pompa atau sumur di sekitar areal pertanian.
Selain itu juga mengerahkan petugas lapangan untuk memberikan laporan terkait dampak kekeringan khususnya pada masa El Nino.
Kemudian mempersiapkan tambahan areal tanam sejak Agustus hingga September di 11 daerah di Sulsel.
Kesebelas daerah tersebut adalah Kabupaten Maros, Gowa, Bone, Palopo, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Pinrang, Wajo, Soppeng, Enrekang dan Tana Toraja.
Menurut Imran, lahan yang sudah disiapkan itu akan ditanami ketika hujan turun pada Oktober atau November 2023.
Dengan tambahan area tanam tersebut diharapkan produksi pertanian menjadi 400 ribu ton cadangan gabah kering panen dengan estimasi tambahan sebanyak rata-rata 5 sampai 6 ton per hektare.
Tambahan areal tanam itu, lanjut dia diharapkan dapat menutupi sawah-sawah yang sebelumnya gagal panen.
Hal itu dibenarkan oleh salah seorang petani di Kabupaten Maros Abdul Wahid di Kecamatan Lau.
Dia mengatakan pada musim panen sebelumnya rata-rata petani hanya mendapatkan separuh produksi dari kondisi normal.
Karena itu pada musim kemarau panjang ini diminta untuk menanam palawija saja. Sementara jika hujan lebat turun dari prediksi sebelumnya, petani akan kembali menanam padi.
"Areal pertanian khususnya tanaman pangan banyak yang mengalami kondisi berat akibat kekeringan dan kondisi sedang karena itu harus dilakukan intervensi," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPH-Bun) Sulsel Imran Jausi di Makassar, Kamis.
Dia mengatakan, di tiap daerah yang terkena dampak kekeringan dilakukan intervensi dengan menyediakan air melalui pompa atau sumur di sekitar areal pertanian.
Selain itu juga mengerahkan petugas lapangan untuk memberikan laporan terkait dampak kekeringan khususnya pada masa El Nino.
Kemudian mempersiapkan tambahan areal tanam sejak Agustus hingga September di 11 daerah di Sulsel.
Kesebelas daerah tersebut adalah Kabupaten Maros, Gowa, Bone, Palopo, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Pinrang, Wajo, Soppeng, Enrekang dan Tana Toraja.
Menurut Imran, lahan yang sudah disiapkan itu akan ditanami ketika hujan turun pada Oktober atau November 2023.
Dengan tambahan area tanam tersebut diharapkan produksi pertanian menjadi 400 ribu ton cadangan gabah kering panen dengan estimasi tambahan sebanyak rata-rata 5 sampai 6 ton per hektare.
Tambahan areal tanam itu, lanjut dia diharapkan dapat menutupi sawah-sawah yang sebelumnya gagal panen.
Hal itu dibenarkan oleh salah seorang petani di Kabupaten Maros Abdul Wahid di Kecamatan Lau.
Dia mengatakan pada musim panen sebelumnya rata-rata petani hanya mendapatkan separuh produksi dari kondisi normal.
Karena itu pada musim kemarau panjang ini diminta untuk menanam palawija saja. Sementara jika hujan lebat turun dari prediksi sebelumnya, petani akan kembali menanam padi.