Dinas TPH Bun bersama PKK Sulsel tingkatkan nilai tambah komoditas pangan
Makassar (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPH-Bun) Provinsi Sulawesi Selatan(Sulsel) bersama Tim Penggerak PKK setempat berupaya meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas berorientasi ekspor dengan melaksanakan kegiatan Gelar Produk Tanaman Pangan di Makassar, Senin.
"Setiap komoditas harus memiliki daya saing dan kualitas ekspor, karena itu sebagai pemerintah berupaya memfasilitasi UMKM dan pemasok," kata Kepala Dinas TPH-Bun Sulsel Imran Jausy di Makassar, Senin.
Banyak komoditas pertanian yang harus didorong agar memiliki daya saing, salah satunya, katanya yakni kopi perlu didorong agar berorientasi ekspor.
Ia mengungkapkan, tanaman pangan andalan Sulsel tidak hanya beras dan jagung. Tetapi sudah ada sorgum, sebagai pengganti gandum. "Benih sorgum yang diberikan Kementerian Pertanian belum lama ini sudah panen di Bulukumba," ungkapnya.
Imran Jausy menambahkan, diversifikasi pangan sangat penting dilakukan menyesuaikan dengan makin beragamnya produk olahan pangan.
"Tinggal kita penuhi syarat-syaratnya. Mulai dari perijinan, halal, dan lain-lain berdasarkan persyaratan umum dalam bermitra," ujarnya.
Ketua TP PKK Sulsel diwakili Ketua Bidang III, Hamdaniah Irawan Bintang, menyampaikan, salah satu misi gerakan PKK adalah meningkatkan ketahanan keluarga melalui pemenuhan pangan, sandang dan perumahan tinggal layak huni.
Tim Penggerak PKK Provinsi Sulawesi Selatan berusaha mencapai misi tersebut dengan mengembangkan dan memanfaatkan potensi dan sumberdaya keluarga dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan keluarga dan diversifikasi pangan lokal dengan memanfaatkan lahan pekarangan.
"Upaya diversifikasi pangan dilakukan agar masyarakat tidak terpaku pada satu jenis makanan pokok saja dan terdorong untuk juga mengonsumsi bahan pangan lainnya sebagai pengganti makanan pokok yang selama ini dikonsumsi," jelasnya.
Konsumsi pangan yang berkualitas, lanjutnya, yang ditunjukkan dengan keragaman jenis pangan dan keseimbangan gizi dalam pola konsumsi pangan sehari-hari dibutuhkan tubuh agar dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Oleh karena itu, secara gencar pemerintah melakukan upaya diversifikasi konsumsi pangan.
"Upaya tersebut dilakukan tidak untuk mengganti beras secara total, tetapi mengubah pola konsumsi pangan masyarakat sehingga masyarakat mengonsumsi lebih banyak jenis atau ragam pangannya baik untuk jenis pangan sumber karbohidrat, sumber protein, maupun sumber vitamin dan mineral yang menjadikan kualitas gizi lebih baik," paparnya.
"Setiap komoditas harus memiliki daya saing dan kualitas ekspor, karena itu sebagai pemerintah berupaya memfasilitasi UMKM dan pemasok," kata Kepala Dinas TPH-Bun Sulsel Imran Jausy di Makassar, Senin.
Banyak komoditas pertanian yang harus didorong agar memiliki daya saing, salah satunya, katanya yakni kopi perlu didorong agar berorientasi ekspor.
Ia mengungkapkan, tanaman pangan andalan Sulsel tidak hanya beras dan jagung. Tetapi sudah ada sorgum, sebagai pengganti gandum. "Benih sorgum yang diberikan Kementerian Pertanian belum lama ini sudah panen di Bulukumba," ungkapnya.
Imran Jausy menambahkan, diversifikasi pangan sangat penting dilakukan menyesuaikan dengan makin beragamnya produk olahan pangan.
"Tinggal kita penuhi syarat-syaratnya. Mulai dari perijinan, halal, dan lain-lain berdasarkan persyaratan umum dalam bermitra," ujarnya.
Ketua TP PKK Sulsel diwakili Ketua Bidang III, Hamdaniah Irawan Bintang, menyampaikan, salah satu misi gerakan PKK adalah meningkatkan ketahanan keluarga melalui pemenuhan pangan, sandang dan perumahan tinggal layak huni.
Tim Penggerak PKK Provinsi Sulawesi Selatan berusaha mencapai misi tersebut dengan mengembangkan dan memanfaatkan potensi dan sumberdaya keluarga dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan keluarga dan diversifikasi pangan lokal dengan memanfaatkan lahan pekarangan.
"Upaya diversifikasi pangan dilakukan agar masyarakat tidak terpaku pada satu jenis makanan pokok saja dan terdorong untuk juga mengonsumsi bahan pangan lainnya sebagai pengganti makanan pokok yang selama ini dikonsumsi," jelasnya.
Konsumsi pangan yang berkualitas, lanjutnya, yang ditunjukkan dengan keragaman jenis pangan dan keseimbangan gizi dalam pola konsumsi pangan sehari-hari dibutuhkan tubuh agar dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Oleh karena itu, secara gencar pemerintah melakukan upaya diversifikasi konsumsi pangan.
"Upaya tersebut dilakukan tidak untuk mengganti beras secara total, tetapi mengubah pola konsumsi pangan masyarakat sehingga masyarakat mengonsumsi lebih banyak jenis atau ragam pangannya baik untuk jenis pangan sumber karbohidrat, sumber protein, maupun sumber vitamin dan mineral yang menjadikan kualitas gizi lebih baik," paparnya.